Macam-macam Bahan Baku Pakan Untuk Entok, Bebek, Ayam dan Jenis Unggas Lainnya

Baca Juga:


DDGS. DDGS (Destilled Dried Grains Soluble) merupakan bahan pakan yang berasal dari limbah ekstraksi jagung yang dibuat etanol. DDGS mangandung protein 24 – 28% dan digunakan untuk pakan ternak sebagi sumber energi.
Bahan pakan ternak adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh ternak. Bahan pakan dapat berasal dari tanaman dan hewan. Bahan kering dapat dibedakan menjadi bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, sedangkan bahan anorganik meliputi mineral. Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009). Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).

Macam-macam Jenis Pakan Ayam, Entok, Angsa, Burung dll, Yang Merupakan Sumber Protein Hingga Sumber Energi

Pada umumnya tanaman menjadi sumber pakan utama bagi ternak. Dalam proses fotosintesis, tanaman dapat menggunakan energi matahari untuk mensintesa zat makanan organik yang kompleks dari bahan-bahan sederhana seperti karbondioksida dalam udara dengan air dan unsur anorganik dari tanah. Bagian terbesar dari energi yang diserap tanaman disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dapat digunakan ternak untuk kelangsungan hidupnya atau untuk kebutuhan hidup pokok dan untuk mensintesa jaringan tubuhnya.

Bahan pakan dapat dikelompokkan menjadi bahan baku pakan sebagai sumber energi, bahan baku pakan sebagai sumber protein (nabati dan hewani), bahan baku pakan sebagai sumber mineral, serta bahan baku pakan tambahan dan pelengkap (feed additive dan feed suplement).

Biaya (Harga) dan Jenis Pakan merupakan salah satu komponen utama yang menentukan keberhasilan usaha petrnakan unggas. Pakan juga merupakan komponen tertinggi dalam hal biaya  peternakan jenis unggas. Hampir 70% biaya peternakan unggas adalah untuk penyediaan pakan. Beberapa jenis bahan baku pakan unggas wajib diketahui oleh calon peternak agar bisa menentukan ransum unggas yang tepat secara gizi dan juga harga yang ekonomis. 

Menurut (Anonim a 2008) bahan dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan konvensional dan bahan pakan subtitusi

Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya Protein) dan disukai ternak. Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung, bungkil kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya.

Bahan baku yang berasal dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikana. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan. Bahan pakan ini biasanya berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.

Berikut beberapa macam dan jenis bahan baku pakan sesuai fungsi dan manfaatnya.

Sorghum 
Diantara bahan pakan butir-butiran, sorghum merupakan bahan pakan yang mempunyai kandungan protein sangat bervariasi 8 – 16% dan mempunyai kandungan energi terbesar. Salah satu kendala penggunaan sorghum adalah harganya yang mahal karena di Indonesia tidak banyak ditanam. Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara.
Sorgum bukan hanya sebagai bahan pakan dan pangan, tetapi juga bisa dijadikan sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan karena kandungan gula sorgum yang tinggi terutama pada sorgum manis.  Di Amerika Serikat sorgum manis sebagai penghasil bioetanol, di antaranya diteliti dan dikembangkan oleh Universitas Oklahoma melalui Food and Agriculture Products Center Oklahoma State University. Selain itu India dan Philipina juga sedang mengembangkan industri bioetanol berbasis sorgum manis.

Dr Mamoudou H Dicko dan kawan-kawan dari Food Enzymology and Biotechnology, Universitas Ouaga, Burkina Faso, Afrika Barat, dalam penelitian berjudul “Phenolic Compounds and Related Enzymes as Determinants of Sorghum for Food Use (tahun 2006), tanaman sorgum termasuk tanaman serealia yang memiliki kandungan gizi tinggi, meliputi karbohidrat, lemak, kalsium, besi, dan fosfor.
 
Beberapa kekurangan sorghum adalah : 
  • Mengandung zat anti nutrisi tanin yang mempunyai sifat racun, sedikit larut dalam air, sangat larut dalam aseton dan alkohol.
  • Tidak mengandung karoten dan pro vitamin A.
  • Kandungan pigmen xanthophyl sangat rendah.
  • Defisiensi asam amino methionin, lisin dan arginin.
Biji sorgum berbentuk bulat, dengan ukuran 4-8 mm. Di antara kulit (pericarp) dan endosperm dilapisi oleh lapisan testa dan aleuron. Lapisan testa termasuk pada bagian perikarp dan lapisan aleuron termasuk pada bagian dari endosperm.

Warna biji sorgum sangat bervariasi mulai dari putih, kuning, merah, cokelat dan ungu. Warna biji dipengaruhi oleh warna dan ketebalan kulit (pericarp), terdapatnya testa serta tekstur dan warna endosperm .

Tanaman sorgum, mempunyai batang yang merupakan rangkaian berseri dari ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnya silinder, tinggi batang tanaman sorgum bervariasi yaitu antara 0,5–4,0 m bergantung pada varietas.

Tinggi batang sorgum manis yang dikembangkan di China dapat mencapai 5 m, dan struktur tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak dan penghasil gula (FAO, 2005). Pada beberapa varietas sorgum, batangnya dapat menghasilkan tunas baru membentuk percabangan atau anakan dan dapat tumbuh menjadi individu baru selain batang utama.

Daun sorgum bentuknya mirip daun jagung, tetapi daun sorgum dilapisi oleh sejenis lilin yang agak tebal, dan berwarna putih. Lapisan lilin ini berfungsi untuk mengurangi atau menahan penguapan air dari dalam tubuh tanaman sorgum sehingga resistensi atau tahan terhadap kekeringan. Ukuran daun meningkat dari bawah (pertama ketika mulai tumbuh) ke atas umumnya sampai daun ketiga atau keempat kemudian menurun sampai daun bendera .

Seperti akar tanaman jagung, tanaman sorgum memiliki jenis akar serabut. Pada ruas batang terendah di atas permukaan tanah biasanya tumbuh akar. Akar tersebut dinamakan akar adventif.

Sebagai tanaman yang termasuk kelas monokotiledone, sorgum mempunyai sistem perakaran serabut. Toleransi sorgum terhadap kekeringan disebabkan karena pada endodermis akar sorgum terdapat endapan silica, yang berfungsi mencegah kerusakan akar pada kondisi kekeringan. Sorgum juga efisen dalam penggunaan air karena didukung oleh sistem perakaran sorgum yang halus dan letaknya agak dalam, sehingga mampu menyerap air cukup intensif .

Menurut Wikipedia, cantel atau gandrung , memiliki nama ilmiah Sorghum bicolor. Sorgum mengutip dari ipb.ac.id, memiliki nama beragam, yaitu sorghum di Amerika Serikat dan Australia, durra di Afrika, jowar di India, bachanta di Ethiopia.

Di Indonesia, mengutip dari unand.ac.id, biji sorgum dikenal dengan berbagai nama daerah, antara lain yaitu jagung pari, cantel, gandum, oncer, jagomutri (Jawa), jagung cetrik, gandrung, gandrum, degem, kumpay (Sunda), wataru, hamu, garai, gandum (Minangkabau), battari (Melayu), batar (Makasar), jaba bendil, jaba bengkok (Batak), jagung rote, jawaras, gandum, gendum (Melayu), jhaghung bulir, oncèr (Madura), batara tojeng (Makasar), bata (Bugis), sela (Flores), dela (Solor), pela dae, pela hik (Rote), terae hawu (Sawu), wataru hamu (Sumba).

Tanaman sorgum setidaknya memiliki 30 spesies, namun yang sangat umum dibudidayakan meliputi tiga spesies, yaitu Sorghum helepense (L.) Pers., Sorghum propinquum (Kunth) Hitchc., dan Sorghum bicolor (L.) Moench.

Dari ketiga spesies tersebut yang sangat populer dan menjadi tanaman komersial di dunia adalah Sorghum bicolor (L.) Moench. Penyebaran spesies ini meliputi seluruh dunia yang dikembangkan sebagai tanaman pangan, pakan ternak, dan bahan baku berbagai industri.

Sorgum, mengutip dari ipb.ac.id, termasuk tanaman serealia penting di dunia yang ditunjukkan oleh luas areal tanam, produksi dan kegunaannya yang menduduki peringkat kelima setelah gandum, padi, jagung, dan barley . Di negara yang beriklim panas, seperti beberapa negara Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Tengah, sorgum dijadikan bahan pangan utama.

Barley 
Barley biasanya ditanam untuk tujuan industri minuman (bier). Barley yang tidak memenuhi standar untuk pembuatan bier, digunakan untuk pakan ternak. Kandungan protein tidak bervariasi 8,0 – 15,5% dibandingkan dengan bahan pakan lainnya; barley tergolong bahan pakan dengan kandungan nutrisi terendah.
Barley (Hordeum vulgare L.) atau di Indonesia dikenal sebagai jelai. Tanaman ini tergolong dalam suku padi-padian. Barley menghasilkan biji yang telah lama digunakan sebagai pakan ternak, sumber bahan fermentasi untuk bir atau minuman suling tertentu dan sebagai komponen makanan kesehatan. Biasa juga ditambahkan dalam sup dan selai roti. Biji barley telah lama menjadi bahan pokok sereal di Meksiko kuno.

Tanaman ini bisa diperbanyak melalui bijinya. Waktu yang dibutuhkan untuk berkecambah sangatlah singkat yakni 1-3 hari saja.

Gandum 
Kandungan protein gandum sangat bervariasi antara lain tergantung dari jenis dan tempat pemanasan berkisar 7 – 22%. Gandum yang rusak sebelum dipanen karena pengaruh cuaca bijinya mengkerut.

Dedak 
Bahan pakan ternak ini merupakan produk sampingan (side product) penggilingan padi. Dedak biasanya bercampur kulit. Kandungan proteinnya sekitar 12%. Penggunaannya dalam ransum ayam, terutama untuk anak ayam terkendala oleh tingginya kandungan serat kasar yang mencapai 11% atau lebih. Disamping itu karena kandungan lemaknya juga tinggi kira-kira 13%, maka dedak mudah menjadi tengik dalam penyimpanan. Kandungan mineral Ca yang sangat rendah (0,05%) dan P yang cukup tinggi (±1,5%) menjadi faktor pembatas penggunaan untuk unggas kecil.
Dedak merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi yang terdiri atas lapisan sebelah luar butiran beras (perikarp dan tegmen) dan sejumlah lembaga beras. Bekatul merupakan lapisan sebelah dalam butiran beras (lapisan aleuron/kulit ari) dan sebagian kecil endosperma berpati.
Memanfaatkan dedak padi sebagai bahan pakan perlu memperhatikan kualitas dedak padi yang baik. Dedak harus dipilih yang mengandung kulit ari beras dan menir atau pecahan beras, tetapi tidak tercampur dengan kulit padi yang keras atau pecahan sekam. Jika dedak ini tercampur dengan kulit padi yang keras, kandungan nutrisinya akan berbeda dan serat kasarnya pun akan meningkat hingga 25%.

Bekatul 

Kandungan nutrisi bekatul tergantung dari cara pengolahan padi menjadi beras. Kandungan protein, Ca dan P hampir mirip dengan dedak padi, tetapi kandungan serat kasarnya jauh lebih rendah yaitu kira-kira 4%. Oleh karena itu bekatul dapat digunakan dalam ransum ayam dalam jumlah lebih banyak dari pada dedak padi.
Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir yang terbungkus oleh sekam. Bulir adalah buah sekaligus biji berbagai tumbuhan serealia sejati, seperti padi, gandum, dan jelai. Istilah bekatul terutama disematkan kepada padi, karena serealia inilah yang dikenal dalam budaya Nusantara. 
Rice Pollard 
Rice pollard adalah campuran dari kulit, germ, bran (dedak) maupun bekatul. Kandungan lemaknya antara 14 – 18% sehingga mudah tengik dalam penyimpanan. Rice pollard dapat digunakan dalam ransum sampai 50%. Dalam ransum ayam petelur penggunaan rice pollard sampai 42% tidak mempunyai efek negatif pada produksi telur, bahkan terbukti meningkatkan berat telur.

Bahan Baku Pakan Biji Padi 
Tujuan utama padi ditanam adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Padi yang kualitasnya tidak memenuhi syarat untuk konsumsi manusia, dapat digunakan untuk pakan ternak. Sebagai bahan pakan ternak, padi dapat diberikan dalam bentuk gabah atau beras. Tentu kedua bentuk tersebut mempunyai nilai nutrisi yang sangat berbeda. Gabah dapat diberikan kepada ayam semua umur, kecuali anak ayam yang masih sangat muda. Gabah mengandung 40% serat kasar dan 11-18% silika yang merupakan 25% dari berat gabah.

Biji Jagung 
Jagung merupakan bahan pakan ternak yang baik untuk semua jenis ternak, sehingga dijuluki ”The King of Cereal”. Jagung mempunyai beberapa kelebihan antara lain kaya BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) yang hampir seluruhnya pati dan kandungan lemak tinggi. Pada jagung kuning kaya akan pro vitamin A, thiamin, sistin dan mengandung pigmen kuning atau cryptozanthin yang sangat berguna untuk memberi warna kuning telur, kaki dan kulit broiler. Kekurangan yang ada pada jagung adalah defisiensi asam amino lisin dan triptophan serta miskin mineral Ca.

Kandungan protein, asam amino, dan energi jagung sangat bervariasi tergantung dimana dan dalam kondisi bagaimana jagung ditanam. Protein dalam jagung bervariasi 7 – 12%. Jagung sebaiknya digiling kasar sebelum diberikan kepada ternak. Penggilingan dilakukan sesaat sebelum proses pencampuran pakan untuk menghindari terjadinya proses ketengikan dalam penyimpanan karena jagung yang sudah digiling lebih mudah tengik daripada jagung yang masih utuh.

Ada 3 jenis jagung, yaitu jagung kuning, jagung merah, dan jagung putih. Pada umumnya jagung kuning yang biasa digunakan sebagai bahan baku pakan. Alasannya kandungan nutrisi jagung kuning relatif lebih baik dibandingkan dengan kedua jenis jagung lainnya. Selain itu, ketersediaan jagung kuning relatif memadai karena petani di Indonesia banyak yang menanamnya. Meskipun demikian, fluktuasi banyak yang menanamnya. 

Meskipun demikian, fluktuasi harga yang cukup tajam menjadi salah satu titik lemah dari bahan baku pakan ini. Keadaan ini disebabkan jagung kuning masih digunakan manusia sebagai bahan makanan dan angka produksinya masih rendah dan tidak stabil.
Angka produksi yang masih rendah dan tidak stabil ini sebenarnya lebih disebbkan oleh faktor teknis, yaitu keterbatasan lahan penanaman jagung dan masih banyak petani yang produksinya di bawah rata-rata bibit jagung hibrida. Melihat kandungan energi matabolisme yang tinggi, yaitu sebesar 3.360 kkal/kg jagung sering dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku penghasil energi. Dalam pakan ternak unggas, jagung merupakan komposisi bahan utama, sekitar 50% dari total komposisi pakan.

Wheat Pollard 
Bahan ini merupakan hasil sisa pengolahan gandum secara basah. Kandungan protein wheat pollard sangat tinggi sekitar 60%, tetapi kandungan asam aminonya tidak seimbang. Hal ini merupakan faktor pembatas penggunaan wheat pollard dalam ransum ayam, di samping bentuknya yang sangat halus.

Corn Gluten Meal (CGM) 
Penggunaannya dalam ransum ayam disarankan 5% untuk anak ayam dan 10% untuk ayam yang sedang tumbuh.

DDGS 
DDGS (Destilled Dried Grains Soluble) merupakan bahan pakan yang berasal dari limbah ekstraksi jagung yang dibuat etanol. DDGS mangandung protein 24 – 28% dan digunakan untuk pakan ternak sebagi sumber energi.

Onggok 
Onggok merupakan produk sampingan dalam proses pembuatan tepung tapioka. Onggok digunakan sebagai bahan pakan ternak sumber energi.

Tepung Tapioka
Tepung tapioka berasal dari sngkong. Bahan pakan ini biasanya digunakan sebagai salah satu bahan sumber energi untuk pembuatan konsentrat pada sapi.

Tepung Gaplek
Tepung gaplek dibuat dari ubi kayu setelah melalui proses pengeringan dengan sinar matahari dan kemudian digiling menjadi tepung. Tepung gaplek banyak mengandung pati dan pada saat pengukusan pati tersebut diubah menjadi zat perekat oleh uap panas. Dengan demikian, penggunaannya sangat membantu sekali dalam pembuatan pakan bentuk pellet sebab pellet yang dihasilkan akan menjadi lebih padat, keras dan tidak mudah pecah.

Tetes (Molases) 
Molases merupakan hasil ikutan dari proses penggilingan tebu untuk dijadikan gula. Molases berbentuk cairan kental, berwarna coklat kemerah-merahan. Bahan ini biasa digunakan untuk campuran pakan sapi. Untuk pakan unggas molases biasanya digunakan dalam jumlah sedikit.
Molases / tetes tebu adalah sisa olahan dari industri pengolahan gula dalam bentuk cair kental warna coklat tua pekat. Hal   tersebut sesuai dengan pendapat Pond dkk., (1995) yang menyatakan bahwa molases adalah limbah utama industri pemurnian gula. Kita akan membahas tetes tebu untuk ternak dan apa manfaatnya.


Molases / tetes tebu adalah sumber energi  esensial yang terdapat kandungan gula didalanya. Tetes tebu terdapat kandungan nutrisi atau zat gizi yang lebih cukup baik, sehingga banyak yang memanfaatkannya untuk tambahan pakan ternak.

Tetes tebu / Molasses punya kandungan =

  • Serat kasar 0,6 %;
  • protein kasar 3,1 %;
  • BETN 83,5 %;
  • Lemak kasar 0,9 %; dan
  • Abu 11,9 %.
Jenis tetes tebu / Molasses ada dua jenis, yaitu:
(1) Beet-molasses­ adalah pakan pencahar yang baiknya diberikan pada ternak dalam jumlah kecil.
(2) Cane – molasses adalah jenis tetes tebu/molasses yang punya kandungan 25 – 40 % sukrosa dan 12 – 25 % gula pereduksi dengan total kadar gula 50 – 60 % atau lebih. Kadar protein kasarnya sekitar 3 % dan kadar abu sekitar 8 – 10 %, yang sebagian besar terbentuk dari K, Ca, Cl, dan garam sulfat;
Kadar air yang terdapat dalam tetes tebu / molasses yaitu 15 – 25 % serupa kental manis berwarna coklat pekat hingga hitam.
Pemberian Tetes tebu / Molasses takaran tinggi dapat menjadi sebagai pencahar sebab mineralnya cukup tinggi.

Bungkil Kelapa Sawit (Palm Kernel)
Bungkil kelapa sawit merupakan bahan pakan sumber protein biasa digunakan untuk menyusun konsentrat sapi.

Kulit Kedelai
Kulit kedelai biasanya digunakan sebagai bahan penyusun untuk konsentrat sapi. Kulit kedelai mengandung serat kasar yang tinggi dan sebagai bahan pakan sumber energi.

Kulit Kopi
Kulit kopi biasanya digunakan sebagai bahan penyusun untuk konsentrat sapi. Kulit kopi mengandung serat kasar yang tinggi dan sebagai bahan pakan sumber energi.

Minyak nabati
Kebutuhan energi metabolisme yang sangat tinggi dalam pakan ayam ras pedaging mencapai 2.800 – 3.200 kkal/kg, sangat sulit tercapai jika hanya mengandalkan bahan baku lain tanpa menggunakan minyak nabati. Minyak nabati memiliki kandungan energi metabolisme sebesar 9.000 kkal/kg dan lemak sebesar 99%. ab
Dalam menyusun formula pakan ternak unggas, penggunaan minyak nabati sebagai sumber energi pelengkap biasanya sekitar 3 – 6%. Pemakaian bahan baku ini dapat meningkatkan palatabilitas atau cita rasa pakan, tetapi penggunaan minyak nabati yang berlebihan akan menyebabkan pelet yang terbentuk mudah berubah kembli menjadi bentuk tepung.

Lemak hewan 
Lemak hewan yang biasa digunakan untuk pakan adalah lemak sapi yang diperoleh dari penjagalan hewan. Bahan baku ini sangat berpotensi menjadi sumber energi karena kandungan energi metabolismenya sangat besar, sekitar 7.700 kkal/kg. Penggunaan lemak sapi dalam pakan ayam ternyata dapat menaikkan tingkat palatabilitas dan konsumsi pakan. Untuk pemakaian sebagai bahan baku pakan, lemak ini perlu dipanaskan terlebih dahulu dalam wajan di atas api sampai mencair. Setelah cairan lemak hewan agak dingin, boleh dicampurkan dengan dedak. Campuran inilah yang kemudian dicampur dengan bahan baku lainnya sesuai dengan formulasi yang telah disusun.

Penggolongan Ransum Ternak

Menurut (Anonim a 2008) berdasarkan bentuknya ransum dibagi menjadi 3 jenis : yaitu mash, pellet,dan crumble

Mash adalah bentuk ransum yang paling sederhana yang merupakan campuran serbuk (tepung) dan granula.

Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan tersebut diolah menggunakan mesin pellet (pelletizer) untuk mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh.

Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.

Konsentrat

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar. (Anonimb 2009).

Zat Additif

Zat additif merupakan zat yang perlu ditambahkan dalam jumlah relative sedikit yang kadangkala diperlukan untuk melengkapi ransum yamg disusun, yang berfungsi sebagai penambah aroma/cita rasa, asam amino/ campuaran asam amino dan vitamin mix. (Anonim, 2009).

Zat additif merupakan suatu bahan atau kombinasi bahan yang biasa digunakan dalam campuran ransum digunakan dalam jumlah sedikit untuk memenuhi

kebutuhan tertentu, misalnya memacu pertumbuhan, meningkatkan kecernaan seperti antibiotik, hormon, probiotik, pewarna, rasa. (Anonim b, 2009).

Title :Macam-macam Bahan Baku Pakan Untuk Entok, Bebek, Ayam dan Jenis Unggas Lainnya
Link :Macam-macam Bahan Baku Pakan Untuk Entok, Bebek, Ayam dan Jenis Unggas Lainnya

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait Macam-macam Bahan Baku Pakan Untuk Entok, Bebek, Ayam dan Jenis Unggas Lainnya :