INI SARAN DARI TERE LIYE TENTANG KEGEMARAN BERHUTANG ALIAS NGUTANG

Baca Juga:


*Saran saja

Tidak semua orang 'berkecukupan', apapun yg dia mau, bisa dibeli. Malah sebenarnya, lebih banyak yg hidup pas-pas-an saja. Tidak punya tabungan. Dan saat kebutuhan penting mendadak datang, mendesak, solusinya harus utang. Itu teh manusiawi sekali. 

Tapi, ini saran saja, syukur2 kalian mau mendengarkan:

1. Jangan utang hanya karena keinginan/konsumtif

Misal, sudah punya HP, masih baik, masih bisa dipakai, tapi lihat HP model baru, pengin. Wah, kalau kita punya uangnya, monggo, silahkan beli. Tapi jika tidak punya, sungguh, jangan paksakan. Apalagi sampai utang buat beli HP baru tsb. Ini rumus penting sekali: JANGAN utang hanya karena keinginan, pengin, konsumtif, pamer, bergaya. JANGAN!

2.  Jangan utang, untuk menutup utang.

Catat baik2, pada awalnya, utang kita itu tidak sebanyak itu, bukan? Nah, yang membuat kacau adalah: kita bukannya fokus segera melunasi utang yg ada tsb, kita malah sibuk mencari utang baru untuk menutup utang lama. Banyaklah alasan kita. Pokoknya semua adaaa saja alasannya. Lama kelamaan, jadilah dia sebesar gunung. 

Susah sekali menjelaskan ini ke orang2 yg memang hobi utang. Tapi jika kalian belum terlanjur, pahamilah, sekali punya utang, maka fokus cari cara segera melunasinya. Kurangi konsumsi, kurangi kebutuhan, yakinlah, rezeki kita itu dijamin oleh Tuhan, sepanjang mau usaha. Itu janji Tuhan di kitab suci. Sekali kamu betul2 percaya, jalan keluarnya akan datang. Nah, kamu percaya? Atau malah lebih percaya dengan nyari utang baru? 

Poin 2 ini beraaat sekali dipahami. Lebih2, banyak negara, perusahaan, dan orang2 itu, justeru punya prinsip gali lubang tutup lubang. Utang meroket. Crazy.

3. Jangan utang tanpa perhitungan matang

Contoh, kalian mau usaha jual-beli skin care. Belum ada pasarnya, baru juga mulai, belum jelas ini-itu, eh kamu sudah ambil utang ratusan juta buat modal, nyetok skin care, bikin toko, dll. Itu berbahaya sekali. Ayolah, mulailah bisnis dari kecil, tanpa utang. Nah, jika kamu sudah mulai berhasil jualan, punya konsumen, mungkin masuk akal mulai utang buat nambah modal. Tapi pelan2, sambil bisnisnya terus maju. Berhitung yang matang. Minta pendapat orang lain. Baca2 tulisan terkait utang bisnis. Jangan asal hajar blas.

4. Jangan utang utk jadi 'pahlawan'.

Ini kasus menyedihkan. Ada orang-tua, punya anak yg suka berjudi/utang (misalnya). Anaknya ini sudah dewasa, katakanlah 30 tahun. Lantas terjebak dgn utang besar. Orang tua tentu boleh saja sayaaang banget sama anaknya. Bantu, selamatkan. Tapi itu jika punya uang. Kalau ternyata harus utang juga, wah kacau balau semuanya. 

Anak ini sudah dewasa loh? Maka, stop! Silahkan anaknya yg menyelesaikan sendiri. Jangan seret yg lain. Itu anak tidak kapok2, tidak berubah, yg ada harta benda keluarga habis, orang tuanya ber utang menggunung juga. Lagi2, kecuali jika orang tuanya tajir, silahkan habis2an. Kalau harus utang, mending anaknya biarin masuk penjara. 

Jangan ber-utang demi jadi sok pahlawan. Apapun kasusnya.

5. Jangan utang ke rentenir.

Jaman dulu, rentenir itu berwujud orang2 yg suka keliling ngasih utang, dikawal preman2. Hari ini, rentenir itu bisa berbentuk PINJOL. Coba pakai logikanya sedikiiit saja. Kamu pinjam 1 juta, lantas dicairkan hanya dapat 800 ribu, untuk kemudian cicil 6x, 6 bulan, sebesar 400.000. Ayolah, seterdesak hidup kita, se-blangsak hidup kita, pakai logika sedikiiit saja. Itu artinya utang 1 juta kamu harus lunasi 2,4 juta. LIHAT angkanya! Masa' kamu mau? Apalagi kalau kamu utang PINJOL utk menutupi utang lain. Kacau.

Terakhir,

Sekali lagi, setiap mahkluk di muka bumi ini dijamin rezekinya. Itu kalimat di kitab suci. Kita semua pasti ada rezekinya. Ada yg besar, ada yg kecil. Tapi mau sekecil apapun, itu cukup. Sepanjang kita mau merasa cukup. 

Saat kehidupan memaksa kita berutang. Tiba2 anak sakit, tiba2 dapat musibah, tidak masalah ber-utang. Pun mungkin beli rumah, masih oke-lah beli kredit/utang. Tapi fokus agar utang itu segera terbayar. Banyak2 doa, banyak2 berusaha. Insya Allah lunas.

Karena kadang sedih sekali menyaksikan orang2 yg berutang banyak, lantas drama sekali hidupnya, seolah dia korban. Kisahnya begitu mengharu-biru, seolah dia memang layak dikasihani. Ayolah, sebagian besar utang itu menggunung gara2 kita juga. Kecil sekali kasus yg memang bernasib malang karena faktor di luar kendalinya. 

Pada awalnya, hidup ini baik2 saja, bukan? Kita-lah yg kadang merusaknya.

Jadi, semoga tulisan ini masuk di kepala kita. Percayalah, semua mahkluk itu ada rezekinya. Impossible kitab suci itu berbohong. Nah, kamu betulan percaya atau tidak? Kamu betulan mau usaha menjemput rezekimu?

Atau hanya sibuuuuk saja main HP, scroll2, scroll2, lihatin medsos, orang2 pamer. 

*Tere Liye, penulis novel JANJI


Title :INI SARAN DARI TERE LIYE TENTANG KEGEMARAN BERHUTANG ALIAS NGUTANG
Link :INI SARAN DARI TERE LIYE TENTANG KEGEMARAN BERHUTANG ALIAS NGUTANG

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait INI SARAN DARI TERE LIYE TENTANG KEGEMARAN BERHUTANG ALIAS NGUTANG :