JENIS OBAT LALAT PENGHISAP DARAH DAN CARA MEMBERANTAS LALAT DAN KUTU TERNAK

Baca Juga:


Obat Untuk Memberantas Lalat Penyebab Penyakit Pada Ternak, Membasmi Kutu dan Serangga Lainnya

CYPER C-100  
Obat Pembunuh Lalat, Kutu dan Serangga Lainnya

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung
Cypermethrin………. 100 mg/ml

INDIKASI
Untuk membunuh kutu dan insekta lainnya pada hewan ternak dan lingkungannya

DOSIS DAN CARA PAKAI
Untuk membunuh kutu yang menempel pada tubuh hewan ternak:
Larutkan 1 tutup (10 ml) dengan 1000 ml air, kemudian semprotkan ke seluruh tubuh.
Untuk membunuh kutu dan lalat di sekitar kandang:
Larutkan 1-2 tutup (10-20ml) dengan 5 liter air, kemudian semprotkan ke daerah sekitar kandang.

Kemasan
100ml
OBAT HEWAN

Mengapa Kandang Ternak Harus Bebas Lalat, Terutama Lalat Penghisap Darah?

Stomoxys yang juga dikenal sebagai lalat penghisap darah, termasuk famili Muscidae. (Wikipedia 2018).  Lalat ini merupakan vektor mekanis dari agen penyakit yang terdapat pada darah dan kulit hewan, terutama ternak dan kadang juga manusia. Efek langsung dari gigitan lalat ini pada hewan ternak berupa lesi pada kulit, gangguan asupan makanan, stres, anemia, dan efek imunosupresif. Efek tidak langsung dari gigitan lalat ini adalah perpindahan agen penyakit dari satu hewan/manusia ke hewan/manusia lainnya. Genus Stomoxys terdiri dari 18 spesies yang diketahui (Baldacchino et al. 2013). Sebagian besar spesies Stomoxys ditemukan di Afrika dan Paleartic, dan Stomoxys calcitrans (L) merupakan spesies Stomoxys yang paling banyak tersebar di belahan dunia barat. Lalat ini menyerupai lalat rumah Musca domestica L, dengan panjang lalat sekitar 4-7, umumnya abu-abu dengan kemilau kehijauan, empat garis hitam di dada, bercak hitam di perut (Showler et al. 2015). Spesies Stomoxys lain yang juga banyak menyerang ternak antara lain: S. niger, S. sitiens, dan S. indicus.

Pada tahun 2007, diperoleh sampel Stomoxys spp. di sepuluh lokasi diseluruh Thailand.  Sampel lalat diperoleh di enam daerah peternakan sapi perah lokal, dua peternakan sapi perah industri besar, satu taman nasional, dan satu kawasan konversi satwa liar. Enam spesies lalat yang teridentifikasi dari sampel ini adalah Stomoxys calcitrans (91,5%), S. bengalensis (4,7%), S. uruma (2%), S. indicus (1%), S. sitiens (0,6%) dan S. pullus (0,2%) (Muenworn et al. 2010).

Kerugian ekonomi

S. calcitrans menyerang berbagai hewan termasuk tikus, babi, kelinci, monyet, kuda, sapi, manusia, unta, kambing, dan burung pelican. Sapid an kuda merupakan hospes utama dari lalat ini. Lalat ini menghisap darah selama 3-4 menit, apabila terganggu saat menghisap darah, lalat akan berpindah ke kawanan lainnya. Gigitannya menyebabkan rasa sakit dan gangguan pada ternak yang terserang, sehingga menyebabkan kehilangan darah dan menyebabkan penurunan berat badan. Di Amerika Serikat, gigitan lalat ini menyebabkan kerugian ekonomi melebihi US $ 1 miliar per tahun. Gigitan lalat pada betina laktasi menyebabkan penurunan produksi susu yang cukup signifikan (University of Florida 2015; Showler et al. 2105). Gigitan lalat Stomoxys menyebabkan penurunan berat badan sebesar 19%, dan penurunan produksi susu sebesar 40-60%. S. calcitrans juga menyebabkan lesi kulit spesifik yang dikenal dengan nama necrotic dermatitis pada telinga anjing, exsudative dermatitis pada kaki kuda, dan hair whirlpools pada punggung sapi (Baldacchino et al. 2013).

Stomoxys juga menyerang hewan liar. Pada bulan April – Mei 1997, terjadi kematian bongo Tragelaphus eurycerus dan sejumlah besar ungulata seiring dengan outbreak Stomoxys di Republik Kongo Utara. Efek langsung dari serangan lalat ini pada hewan liar berupa kelelahan ekstrim, penurunan nafsu makan, gangguan perilaku. Observasi terhadap karkas bongo menunjukkan bahwa gigitan Stomoxys berkaitan erat dangan kerusakan fisik yang dialaminya (Baldacchino et al. 2013).

Kebiasaan lalat untuk berpindah dari satu kawanan ke kawanan lainnya berkontribusi terhadap penyebaran agen penyakit seperti Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra pada kuda dan unta, penyabaran virus West Nile, anthrax (Bacillus anthracis), equine infectious anemia (EIA), anaplasmosis, brucellosis (Brucella spp.), Bovine Diarrhoea virus. Lalat ini juga berperan sebagai vektor mekanis dari spesies nematoda, Habronema spp. Lesi kulit akibat gigitan lalat, memungkinkan untuk terjadinya infeksi sekunder  (University of Florida 2015; Showler et al. 2015).

Title :JENIS OBAT LALAT PENGHISAP DARAH DAN CARA MEMBERANTAS LALAT DAN KUTU TERNAK
Link :JENIS OBAT LALAT PENGHISAP DARAH DAN CARA MEMBERANTAS LALAT DAN KUTU TERNAK

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait JENIS OBAT LALAT PENGHISAP DARAH DAN CARA MEMBERANTAS LALAT DAN KUTU TERNAK :