Label:
Cara Ampuh Biar Gacor,
Cara melatih mental petarung,
Informasi Rawatan Burung Kicau,
Teknik Biar Gacor,
Tips Saat Mabung
Feed Additive Alami Untuk Ayam, Kunyit dan Temulawak
Temulawak dan kunyit adalah beberapa jenis tanaman yang bisa kita gunakan untuk menggantikan antibiotik sintetik. Temulawak dan kunyit memiliki kandungan senyawa aktif atau bioaktif yang memiliki fungsi seperti bahan- bahan kimia pada antibiotik sintetik. Senyawa aktif tersebut adalah kurkumin danxanthorizol. Menurut Rukayadi dan Hwang (2006) efektifitasxanthorrhizol yang diisolasi dari temulawak khasiatnya sama dengan antijamur komersil jenis amphotericin B.
Potensi kunyit dan temulawak sebagai feed additive untuk ayam boiler
Temulawak dan kunyit adalah dua jenis tanaman yang biasa dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai bumbu masakan dan bahan obat-obatan. Beberapa penelitian secara in vitro, membuktikan bahwa senyawa aktif dalam rimpang kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus dan bakteri baik gram positif maupun gram negatif sepertiEscherchia coli, Klebsiela pneumoniae dan Staphylococcus aereus (Hidayati, 2002: 43). Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui, yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut curcuminoid sebanyak 5% (meliputi curcumin monodesmetoksicurcumin danbidesmetoksicurcumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C (Animous, 2012).
Rimpang temulawak mempunyai berbagai khasiat yaitu sebagai analgesik, antibakteri, antijamur, antidiabetik, antidiare, antiinflamasi, antihepatotoksik, antioksidan, antitumor, depresan, diuretik, hipolipidemik, dan insektisida (Purnomowati 2008). Sidik et al (1995) melaporkan, komposisi kimia rimpang temulawak tersusun atas pati sebanyak 48 - 59.64%,kurkuminoid 1.6 - 2.2%, dan minyakatsiri 1.48 - 1.63% . Pati tersusun atas abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan dan kadniu. Sedangkan untuk komponen minyak atsiri temulawak tersusun atas feladren, kamfer, tumerol, tolilmetilkarbinol, ar-kurkumen, zingiberen, kuzerenon, germakron, ß-tumereon danxantorizol (Rahardjo & Rostiana, 2005).
Pengaruh pemberian kunyit dan temulawak terhadap produktivitas ayam broiler
Pemberian temulawak dan kunyit pada ayam broiler dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya zat fitokimia yang terkandung didalam rimpang temulawak dan kunyit. Temulawak mengandung zat fitokimia yang biasa disebutdesmetoksikurkumin danbisdesmetoksikurkumin sedangkan untuk zat fitokimia kunyit biasa disebut desmetoksikurkumin. Zat – zat fitokimia ini dapat mempengaruhi nafsu makan, meningkatkan sekresi empedu, memperbaiki fungsi hati serta tampilan limfosit darah.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan produktivitas ayam broiler adalah kondisi kesehatan yang optimal. Dengan kondisi kesehatan yang optimal proses metabolisme dan penyerapan zat makanan yang terjadi didalam tubuh ayam akan berlangsung dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Sufriyanto dan Mohandas (2005) membuktikan bahwa pemberian ekstrak temulawak sebesar 0,5 g per liter air minum dan pemberian ekstrak kunyit sebesar 0,25 g per liter air minum mampu menghasilkan produksi daging yang sama dengan ayam broiler yang diberi vitamin dan antibiotik sintetik. Hal ini memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak temulawak dan kunyit dapat menggantikan penggunaan vitamin dan antibiotik sintetik pada ayam broiler. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Praktikno (2010) yaitu ayam broiler yang diberi ekstrak kunyit sebesar 400 mg /kg BB/hari mampu meningkatkan bobot badan yang lebih besar jika dibandingkan dengan broiler tanpa perlakuan.
Kedua hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh Sinurat et al (2009) yang menyatakan bahwa pemberian tepung temulawak dan kunyit pada ransum ayam broiler tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler tersebut. Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan perlakuan serta bentuk temulawak dan kunytit yang diberikan pda ayam broiler. Pada hasil penelitian yang menyatakan pemberian temulawak dan kunyit memberikan pengaruh terhadap bobot badan ayam broiler, bentuk temulawak dan kunyitnya adalah bebentuk ekstrak yang dicampurkan pada air minum dan kapsul yang diberikan secara oral sedangkan pada penelitian yang menyatakan penggunaan temulawak dan kunyit tidak memberikan pengaruh adalah berbentuk tepung yang dicampurkan dengan pakan dalam ransum.Perbedaan bentuk dan cara pemberian ini mungkin menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah temulawak dan kunyit yang diserap oleh alat – alat pencernaan ayam broiler sehingga memberikan hasil yang berbeda pula.
Pengaruh pemberian kunyit dan temulawak terhadap kualitas produk ayam broiler
Bahan – bahan kimia yang terkandung di dalam rimpang temulawak dan kunyit tidak memberikan pengaruh yang buruk bagi tubuh manusia. Hal inilah yang salah satunya menjadi pertimbangan untuk menjadikan temulawak dan kunyit sebagai feed additive herbal untuk ternak broiler. Kualitas daging ayam broileryang diberi antibiotik sintetik kemungkinan besar mengandung residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Dalam dunia peternakan pemasaran produk sangat dipengaruhi oleh kualitas dari produk yang dihasilkan. Daging broiler yang baik dan sehat adalah daging yang warnanya terlihat cerah dan terang. Selain warna kualitas daging broiler juga dapat dilihat dari keempukan, bau dan pHnya.
Temulawak dan kunyit megandung zat warna yang berasal dari pigmen rimpangnya yang mengandung zat warna kuning (kurkumoid). Zat warna ini diduga dapat menambah cerah warna pada daging ayam broiler. Penelitian yang dilakukan oleh Masni et al (2010) memperlihatkan bahwa ayam broiler yang diberi ekstrak temulawak dan kunyit pada ransumnya sebanyak 3% akan menghasilkan daging dengan tingkat kecerahan terbaik yaitu sebesar 3,08 – 4,36 dan keempukan yang berkisar antara 3,52 – 4,48 dari nilai rata – rata perlakuan. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Yunilas et al (2005) yang menyatakan bahwa pemberian tepung temulawak dan kunyit pada ransum ayam broiler sebesar 4% tidak memberikan pengaruh terhadapa warna daging dan keempukan dari daging yang dihasilkan. Perbedaan hasil ini kemungkinan besar disebabkan karena perbedaan dosis dan bentuk dari temulawak dan kunyit yang diberikan kepada ternak.
Title :Kunyit dan Temulawak Sebagai Antibiotik Alami dan Penambah Daya Tahan Ternak UnggasTemulawak dan kunyit adalah beberapa jenis tanaman yang bisa kita gunakan untuk menggantikan antibiotik sintetik. Temulawak dan kunyit memiliki kandungan senyawa aktif atau bioaktif yang memiliki fungsi seperti bahan- bahan kimia pada antibiotik sintetik. Senyawa aktif tersebut adalah kurkumin danxanthorizol. Menurut Rukayadi dan Hwang (2006) efektifitasxanthorrhizol yang diisolasi dari temulawak khasiatnya sama dengan antijamur komersil jenis amphotericin B.
Potensi kunyit dan temulawak sebagai feed additive untuk ayam boiler
Temulawak dan kunyit adalah dua jenis tanaman yang biasa dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai bumbu masakan dan bahan obat-obatan. Beberapa penelitian secara in vitro, membuktikan bahwa senyawa aktif dalam rimpang kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus dan bakteri baik gram positif maupun gram negatif sepertiEscherchia coli, Klebsiela pneumoniae dan Staphylococcus aereus (Hidayati, 2002: 43). Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui, yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut curcuminoid sebanyak 5% (meliputi curcumin monodesmetoksicurcumin danbidesmetoksicurcumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C (Animous, 2012).
Rimpang temulawak mempunyai berbagai khasiat yaitu sebagai analgesik, antibakteri, antijamur, antidiabetik, antidiare, antiinflamasi, antihepatotoksik, antioksidan, antitumor, depresan, diuretik, hipolipidemik, dan insektisida (Purnomowati 2008). Sidik et al (1995) melaporkan, komposisi kimia rimpang temulawak tersusun atas pati sebanyak 48 - 59.64%,kurkuminoid 1.6 - 2.2%, dan minyakatsiri 1.48 - 1.63% . Pati tersusun atas abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan dan kadniu. Sedangkan untuk komponen minyak atsiri temulawak tersusun atas feladren, kamfer, tumerol, tolilmetilkarbinol, ar-kurkumen, zingiberen, kuzerenon, germakron, ß-tumereon danxantorizol (Rahardjo & Rostiana, 2005).
Pengaruh pemberian kunyit dan temulawak terhadap produktivitas ayam broiler
Pemberian temulawak dan kunyit pada ayam broiler dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya zat fitokimia yang terkandung didalam rimpang temulawak dan kunyit. Temulawak mengandung zat fitokimia yang biasa disebutdesmetoksikurkumin danbisdesmetoksikurkumin sedangkan untuk zat fitokimia kunyit biasa disebut desmetoksikurkumin. Zat – zat fitokimia ini dapat mempengaruhi nafsu makan, meningkatkan sekresi empedu, memperbaiki fungsi hati serta tampilan limfosit darah.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan produktivitas ayam broiler adalah kondisi kesehatan yang optimal. Dengan kondisi kesehatan yang optimal proses metabolisme dan penyerapan zat makanan yang terjadi didalam tubuh ayam akan berlangsung dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Sufriyanto dan Mohandas (2005) membuktikan bahwa pemberian ekstrak temulawak sebesar 0,5 g per liter air minum dan pemberian ekstrak kunyit sebesar 0,25 g per liter air minum mampu menghasilkan produksi daging yang sama dengan ayam broiler yang diberi vitamin dan antibiotik sintetik. Hal ini memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak temulawak dan kunyit dapat menggantikan penggunaan vitamin dan antibiotik sintetik pada ayam broiler. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Praktikno (2010) yaitu ayam broiler yang diberi ekstrak kunyit sebesar 400 mg /kg BB/hari mampu meningkatkan bobot badan yang lebih besar jika dibandingkan dengan broiler tanpa perlakuan.
Kedua hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh Sinurat et al (2009) yang menyatakan bahwa pemberian tepung temulawak dan kunyit pada ransum ayam broiler tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler tersebut. Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan perlakuan serta bentuk temulawak dan kunytit yang diberikan pda ayam broiler. Pada hasil penelitian yang menyatakan pemberian temulawak dan kunyit memberikan pengaruh terhadap bobot badan ayam broiler, bentuk temulawak dan kunyitnya adalah bebentuk ekstrak yang dicampurkan pada air minum dan kapsul yang diberikan secara oral sedangkan pada penelitian yang menyatakan penggunaan temulawak dan kunyit tidak memberikan pengaruh adalah berbentuk tepung yang dicampurkan dengan pakan dalam ransum.Perbedaan bentuk dan cara pemberian ini mungkin menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah temulawak dan kunyit yang diserap oleh alat – alat pencernaan ayam broiler sehingga memberikan hasil yang berbeda pula.
Pengaruh pemberian kunyit dan temulawak terhadap kualitas produk ayam broiler
Bahan – bahan kimia yang terkandung di dalam rimpang temulawak dan kunyit tidak memberikan pengaruh yang buruk bagi tubuh manusia. Hal inilah yang salah satunya menjadi pertimbangan untuk menjadikan temulawak dan kunyit sebagai feed additive herbal untuk ternak broiler. Kualitas daging ayam broileryang diberi antibiotik sintetik kemungkinan besar mengandung residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Dalam dunia peternakan pemasaran produk sangat dipengaruhi oleh kualitas dari produk yang dihasilkan. Daging broiler yang baik dan sehat adalah daging yang warnanya terlihat cerah dan terang. Selain warna kualitas daging broiler juga dapat dilihat dari keempukan, bau dan pHnya.
Temulawak dan kunyit megandung zat warna yang berasal dari pigmen rimpangnya yang mengandung zat warna kuning (kurkumoid). Zat warna ini diduga dapat menambah cerah warna pada daging ayam broiler. Penelitian yang dilakukan oleh Masni et al (2010) memperlihatkan bahwa ayam broiler yang diberi ekstrak temulawak dan kunyit pada ransumnya sebanyak 3% akan menghasilkan daging dengan tingkat kecerahan terbaik yaitu sebesar 3,08 – 4,36 dan keempukan yang berkisar antara 3,52 – 4,48 dari nilai rata – rata perlakuan. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Yunilas et al (2005) yang menyatakan bahwa pemberian tepung temulawak dan kunyit pada ransum ayam broiler sebesar 4% tidak memberikan pengaruh terhadapa warna daging dan keempukan dari daging yang dihasilkan. Perbedaan hasil ini kemungkinan besar disebabkan karena perbedaan dosis dan bentuk dari temulawak dan kunyit yang diberikan kepada ternak.
Link :Kunyit dan Temulawak Sebagai Antibiotik Alami dan Penambah Daya Tahan Ternak Unggas