Mengenal Jenis Anggrek Kalajengkin dan Mitos Sebagai Pembawa Sial

Baca Juga:


Selain Unik, Daya Tarik Anggrek Kalajengking Adalah Adanya Mitos Yang Aneh

Di balik keindahan dan keunikannya, ternyata Anggrek Kalanjengking membawa mitos tersendiri. Menurut mitos tersebut, siapa yang memelihara atau memiliki anggrek kalajengking akan tertimpa kesialan dan kesusahan hidup. Seperti rumah tangga yang tidak harmonis, sering bertengkar dengan pasangan atau tetangga, serta gampang terkena musibah dan penyakit. Dan mitos memang tidak perlu dipercaya dan membuat kita takut memelihara anggrek yang cantik dan unik ini.
Jenis Anggrek Kalajengking
Bunga anggrek adalah jenis bunga yang memiliki jenis sangat beraneka ragam. Salah satu jenis anggrek yanh mempunyai ciri dan motif bunga yang unik dan khas adalah bunga anggrek kalajengking.
Anggrek adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di Indonesia. Iklim tropis Indonesia memang cocok untuk menjadi tempat tumbuh bagi anggrek. Bagian daun dan batangnya yang tebal dan berdaging menyimpan cukup banyak air untuk dapat bertahan hidup. Anggrek dapat bertahan hidup hanya dengan embun.
Anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) memang masih berkerabat dekat dengan Anggrek kalajengking putih (Arachnis hookeriana) maupun Anggrek berbulu leopard (Arachnis celebica). Namun tumbuhan epifit ini memiliki karakter yang berbeda.

Jenis anggrek ini memiliki batang yang kuat dan tinggi dengan ruas-ruas sepanjang 4-10 cm. Memiliki daun yang tebal berdaging dan pipih memanjang dengan panjang daun hingga mencapai 35 cm dan lebar sekitar 5 cm. Bunganya unik yang sekilas menyerupai hewan kalajengking lengkap dengan sengat dan kaki-kakinya. Oleh karena itulah anggrek ini kemudian disebut sebagai anggrek kalajengking. Bunga tumbuh tidak terlalu lebat dengan ukuran tinggi antara 10-11 cm dan lebar antara 7-8,5 cm. Bunga anggrek ini berwarna kuning semu kehijauan dengan lurik berwarna cokelat gelap. Bunga beraroma harum.

Sebagai anggrek epifit, anggrek kalajengking tumbuh menempel di batang pohon dengan ketinggian 12 m di atas permukaan tanah. Saat muda, memiliki akar gantung. Seiring dengan bertambahnya usia, akar gantung akan menyentuh tanah dan berubah fungsi menjadi akar tunjang sebagai penunjang dari batangnya. Karena karakteristik tersebut anggrek jenis ini mudah pula dipelihara sebagai anggrek tanah.

Anggrek Kalajengking merupakan salah satu flora asli Indonesia. Anggrek ini tersebar mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, hingga Kalimantan (Indonesia dan Malaysia). Tumbuhan ini tidak termasuk anggrek yang dilindungi maupun anggrek langka yang terancam punah.
Sekilas Tentang Tanaman Anggrek. Anggrek termasuk dalam familia Orchidaceae (keluarga anggrek. Anggrek yang ada di dunia mencapai  ± 30.000 jenis, sedangkan di Indonesia terdapat >5.000 jenis anggrek (1/6 ). Ciri khas bunga anggrek adalah bunganya memiliki labellum atau pada umumnya orang menyebutnya bibir-bibiran. Labellum tersebut yang membedakan berbagai spesies anggrek yang ada. Selain itu anggrek juga memiliki pseudobulb yang merupakan penebalan atau penggembungan batang (umbi semu) dan  berfungsi untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Anggrek memiliki akar yang berguna untuk melekat pada substrat, menyerap air dan makanan, dan fotosintesis. Pada akar anggrek terdapat epidermis ganda yaitu berupa velamen, berwarna putih, berfungsi sebagai tempat untuk simbiosis dengan mikoriza. Ketika mengamati anggrek yang ada di pekarang rumah atau bahkan ketika kita menyempatkan diri berkunjung ke nursery, kita mengamati bahwa anggrek memiliki arah pertumbuhan batang yang berbeda, dapat dibedakan menjadi dua yaitu anggrek simpodial dan monopodial. Anggrek simpodial memiliki ciri-ciri umumnya tumbuh merumpun, ujung batang memiliki pertumbuhan terbatas, batang berhenti tumbuh setelah keluar bunga, dan setelah dewasa berbunga, dan mati maka akan disusul anakan baru. Contoh anggrek simpodial adalah anggrek dari genus Dendrobium, Cymbidium, Grammatophyllum, Eria,dan lain-lain. Sedangakan anggrek yang termasuk anggrek monopodial mempunyai ciri-ciri yaitu pertumbuhan batang yang tidak  terbatas, setelah dewasa berbunga batang tetap tumbuh memanjang, dan sering dijumpai  muncul anakan  di bagian batang. Contoh anggrek yang termasuk dalam anggrek monopodial yaitu genus Vanda, Phalaenopsis, Arachnis, Ascocentrum, dan lain-lain.
Di balik keindahan dan keunikannya, ternyata Anggrek Kalanjengking membawa mitos tersendiri. Menurut mitos tersebut, siapa yang memelihara atau memiliki anggrek kalajengking akan tertimpa kesialan dan kesusahan hidup. Seperti rumah tangga yang tidak harmonis, sering bertengkar dengan pasangan atau tetangga, serta gampang terkena musibah dan penyakit.

Namun mitos biarlah tetap menjadi mitos. Kenyataannya banyak orang yang ‘kepincut’ dengan keunikan jenis anggrek ini. Mereka memelihara anggrek kalajengking sebagai tanaman hias tanpa terpengaruh akan mitosnya.

Namanya mitos tidak pernah ada bukti nyata jika anggrek kalajengking membuat sial yang menanamnya. Kenyataannya pekarangan jadi bertambah indah dengan hiasan motif unik bungs anggrek kalajengking ini.

Referensi
Alamendah.org

Title :Mengenal Jenis Anggrek Kalajengkin dan Mitos Sebagai Pembawa Sial
Link :Mengenal Jenis Anggrek Kalajengkin dan Mitos Sebagai Pembawa Sial

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait Mengenal Jenis Anggrek Kalajengkin dan Mitos Sebagai Pembawa Sial :