Tugas Bahasa Indonesia Kelas XI Kegiatan 3 Bab V

Baca Juga:



KEGIATAN 3
Tugas 2 Mengonversi Teks “Menunggu Godot”
(1) Bacalah penggalan dialog drama “Menunggu Godot” di bawah ini.
ADEGAN I

Sebuah jalan desa. Sebatang pohon. Petang hari Estragon duduk di sebuah gundukan, sedang mencoba melepaskan sepatu bootnya. Dia menarik kedua tangannya, lalu terengah-engah. Dia menyerah, Nampak sangat lelah, istirahat dan mencobanya lagi seperti sebelumnya. Masuk Vladimir.
Estragon (menyerah lagi)
Sia-sia!
Vladimir (Maju dengan langkah pendek, berjalan kaki, kedua kakinya melangkah lebar) Aku mulai setuju dengan pendapat itu. sepanjang hidup aku mencoba menjauhkannya dariku dengan berkata; Vladimir cobalah berpikir, kau bahkan belum mencoba semuanya. Dan aku terus berjuang. (Dia termenung, memikirkan perjuangannya. Lalu berpaling pada Estragon). Jadi kau di sini lagi.
Estragon Memang
Vladimir Aku senang melihatmu lagi. Aku kira kau telah pergi untuk selamanya.
Estragon Aku juga.Vladimir Bersama lagi, akhirnya! Kita harus merayakannya. Tapi bagaimana caranya? (dia berpikir) Bangunlah dan aku akan memelukmu.
Estragon (dengan marah) Jangan sekarang. Jangan sekarang.
Vladimir (terluka, dengan dingin) Bolehkah hamba tahu di manakah tuan puteri menghabiskan malamnya?
Estragon Di selokan.
Vladimir  (Dengan kagum) Selokan? Di mana?
Estragon (tanpa isyarat) Di sana.Vladimir Dan mereka tidak memukulmu?
Estragon Memukulku? Tentu saja mereka memukulku.
Vladimir Gerombolan yang sama?
 Estragon Sama? Aku tidak tahu.
Vladimir  Jika aku memikirkan hal itu… selama ini… apa jadinya kamu tanpa aku…. (dengan tegas) pada saat itu, kau tidak lain hanya seoonggok tulang. Aku yakin akan hal itu.
Estragon Lantas?

 Vladimir (dengan muram) Itu keterlaluan untuk seorang manusia (Pause. Dengan ceria) tapi sebaliknya, apa untungnya saat ini putus asa, itu yang aku katakan. Kita seharusnya memikirkan hal itu jutaan tahun yang lalu. Pada abad ke-19.
Estragon Ah, hentikan ocehanmu dan bantu aku menyingkirkan barang rongsokan ini.
 Vladimir Pada awalnya, saling bergandengan di puncak menara Eiffel. Kita sangat cantik pada saat-saat itu. Akan tetapi, sekarang sudah terlambat. Mereka bahkan tak akan pernah membiarkan kita naik lagi. (Estragon membuka sepatunya) Apa yang akan kau lakukan?

Estragon Mencopot sepatu bootku. Apa kau tidak pernah melakukannya?
Vladimir Sepatu harus dilepas setiap hari. Aku telah mengatakan hal itu padamu. Kenapa kau tidak mencoba mendengarku?
 Estragon (dengan lemah) Bantu aku!
 Vladimir Sakitkah?
 Estragon Sakit! Dia ingin tahu apakah ini menyakitkan?
Vladimir (dengan marah) Tak ada orang yang menderita selain kau, aku tidak termasuk. Aku ingin dengar apa yang akan kau katakan jika tahu apa yang aku alami.
Estragon Sakitkah?

 Vladimir Sakit! Dia ingin tahu apakah itu menyakitkan!
Estragon (menuding) Kau mungkin mengancingkannya. Sama saja.
Vladimir  (membungkuk) Benar (dia mengancingkan tutup luarnya) jangan pernah remehkan hal-hal kecil kehidupan.
Estragon  Apa yang kau harapkan, kau selalu menunggu sampai saat terakhir
 Vladimir (Termenung)  Saat terakhir…. (dia merenung)  Harapan yang tertunda memang menyakitkan. Siapakah yang mengatakannya?
Estragon Kau tidak menolongku?

Vladimir Kadang-kadang aku merasa semuanya menjadi sama saja. Lalu, aku merasa semuanya menggelikan. (dia melepaskan topinya, menatap tajam ke dalamnya menggoncang- goncangkannya, lalu memakainya lagi) Bagaimana aku mengatakannya? Lega dan pada saat yang bersamaan… (dia mencari kata yang tepat)…ngeri. (dengan penekanan) Ngeri (dia melepaskan topinya lagi, menatap tajam ke dalamnya) Lucu (dia mengetuk-ngetuk bagian atasnya seolah-olah mengusir bagian yang asing. Melihat bagian dalamnya lagi, memakainya kembali) Sia-sia saja. (Estragon dengan kekuatan penuh berhasil menarik sepatu bootnya. Dia melihat bagian dalamnya, menggoncang-goncangnya, melihat ke tanah untuk memastikan apakah ada sesuatu yang keluar dari sepatunya, tidak menemukan apa-apa, merogoh dalamnya lagi. Menatap Vladimir dengan pandangan yang kabur). Bagaimana?

Estragon Tak ada.
Vladimir Perlihatkan
 Estragon Tak ada yang perlu diperlihatkan
 Vladimir Coba pakailah lagi
Estragon (memeriksa kakinya) Aku akan mengangin-anginkannya sebentar.
 Vladimir Ada banyak orang sepertimu. Menyalahkan sepatunya, padahal kakinya yang salah. (Dia melepas topinya lagi melihat ke dalamnya, merabanya, mengetuk bagian atasnya, meniupnya dan memakainya lagi) hal ini mulai mengkhawatirkan (Hening, Vladimir berpikir keras, Estragon menarik-narik jari-jari kakinya) Salah satu pencuri itu diselamatkan. (pause) Bagian yang masuk akal. (pause) Gogo.

 Estragon Apa?              
Vladimir   Seandainya kita bertobat
 Estragon Bertobat apa?
 Vladimir Oh…(dia berpikir) kita tidak perlu membahas detilnya
 Estragon Tentang kelahiran kita? (Vladimir tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, tetapi dengan segera ia menjadi sesak napas, tangannya menekan bagian bawah tubuhnya, wajahnya menyeringai kesakitan.)

(2) Catatlah hal penting dalam dialog tersebut.
§  Dibawah sebatang pohon tanpa daun ada seorang yang sedang mencoba melepaskan sepatunya dia adalah Estragon.
§  Salah satu temannya datang dan menanyakannya, lalu mereka mengobrol membicarakan sepatu yang tidak kunjung lepas, dan menjadikan permasalahan
§  Mereka berkhayal saling bergandengan di menara eifel
§  Mereka sebenarnya sedang menunggu Godot yang sebenarnya tidak akan ada
§  Mereka menunggu Godot di tempat yang sama yaitu di bawah pohon yang tidak berdaun
§  Mereka menghabiskan umurnya dengan menunggu Godot
§  Mereka menunggu Godot dari pohon itu tidak berdaun hingga berdaun

 (3) Interpretasikanlah pementasan drama “Menunggu Godot” yang terlihat pada beberapa gambar pementasan berikut.

Pada drama yang berjudul “ Menunggu Godat “  menceritakan perjalanan dua orang sahabat yang  sedang menunggu kehadiran Godat, di sebuah jalan Desa, di bawah pohon tanpa daun. Mereka sebenarnya sedang menunggu kehadiran Godot yang tidak pernah  muncul.
Saat menunggu godot  mereka biasa membicarakan hal-hal yang sepele, tapi selalu di bicarakan dengan serius  dan selalu menjadi permasalahan yang dibesar-besarkan seperti saat melepaskan sepatu yang tak kunjung lepas, pohon, topi. selain dari membandingkan permasalahan mereka juga biasa berkhayal membayangkan sedang berada di puncak menara eifel dan bergandengan, dan Peristiwa penyaliban

Bukannya  dipertemukan Godot mereka malah dipertemukan  dengan  Pozzo dan Lucky, seorang tuan dengan budaknya. Mereka  selalu memperdebatkan hal-hal yang ada di sekitarnya seperti  penyaliban atau kisah penyelamatan. Dan ditengah itu juga ada anak laki-laki datang mengaku bahwa dia adalah utusan Godot  memberitahukan bahwa godot akan menemuinya minggu depan, bulan depan  mereka terus menunggu hingga akhirnnya tidak kunjung datang.
(4) Apakah kalian bisa membayangkan adegan dalam penggalan dialog di atas?
Ya bisa
 (5) Bisakah kalian memahaminya?
Ya kami sedikit memahaminya, karena bahasa yang digunakan pada dialog di atas kurang bisa di mengerti
(6) Jika dikaitkan dengan gambar yang ada sebelumnya, dapatkah kalian merangkaikan peristiwanya?
 Ya dapat

(7) Pernahkah kalian mendengar kata godot? Apakah godot itu?
Belum,menurut kamus KBBI Godot yaitu mengerat atau mengiris
(8) Dikatakan bahwa drama ini berlatar sebuah jalan di desa pada suatu senja. Pada jalan itu terdapat sebuah pohon. Pada babak I, pohon itu tanpa daun, dan pada babak II sudah muncul beberapa helai daun. Lalu, apa makna pohon tersebut? Coba kalian jelaskan.
Maksudnya itu menandakan lamanya mereka menunggu kedatangan godot.


(9) Setelah itu, kalian diminta untuk mengonversikan naskah drama, gambar, serta berbagai informasi yang telah kalian peroleh menjadi sebuah teks ulasan.


Title :Tugas Bahasa Indonesia Kelas XI Kegiatan 3 Bab V
Link :Tugas Bahasa Indonesia Kelas XI Kegiatan 3 Bab V

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait Tugas Bahasa Indonesia Kelas XI Kegiatan 3 Bab V :