Pasar Sapi Tutup Sementara Selama Pandemi Coronavirus, Ini Efek Negatif dan Positifnya

Baca Juga:


Selama masa pandemi dan juga diberlakukannya banyak pembatasan sosial, pasar hewan ikut terimbas masalah ini. Banyak kabupaten dan kota di Jawa Timur dan Jawa Barat terpaksa menutup sementara aktifitas pasar hewan didaerahnya untuk memutus mata rantai penularan covid 19 ini.

Efek negatif dari wabah ini memang sudah menyasar semua sendi kehidupan sosial ekonomi semua lapisan masyarakat. Dengan penutupan pasar hewan tersebut tentunya para peternak lokal akan mengalami kesulitan saat akan memasarkan ternak sapinya yang siap panen.

Beberapa pasar hewan yang sudah positif ditutup sementara antara lain:
- Pasar hewan di Jember
- Seluruh pasar hewan di Blora
- Seluruh pasar hewan di Kab. Probolinggo
- Pasar sapi di Kab. Magelang
- Pasar hewan di Situbondo
- Pasar hewan di Tuban
- Pasar sapi Bojonegoro
Dan beberapa pasar hewan lain di Jatim dan Jateng.

Selain peternak lokal mengalami kesulitan memasarkan sapinya karena pasar hewan di "lockdown" tersebut, blantik dan juga pedagang perlengkapan ternak yang biasa mangkal dipasar hewan kehilangan tempat jualannya. Memang upaya penutupan pasar hewan banyak menimbulkan kerugian bagi komponen pelaku aktifitas jual beli disana tetapi hal ini memang harus dilakukan demi mencegah wabah semakin menyebar.

Penutupan sebagian pasar hewan ternyata tidak lantas menaikkan harga sapi lokal. Hal ini karena imbas corona juga membuat banyak RPH atau rumah potong hewan sangat turun jumlah potongnya karena permintaan daging dan jerohan atau ofal yang turun drastis. Apalagi saat ini juga harga kulit sangat rendah sehingga banyak jagal mengurangi jumlah potongnya.

Jagal yang punya koneksi luas ke peternak lokal maupun blantik, saat ini tidak pernah merasa kesulitan untuk mendapatkan sapi potongnya. Mereka bisa langsung turun ke kampung dan langsung beli ke peternak atau tinggal telepon ke blantik dan nantinya sang blantik yang akan membeli sapi dari peternak untuk dikirimkan pada jagal yg memesan sapi tersebut.

Ada sedikit efek positif dari penutupan pasar hewan sementara yaitu peternak bisa belajar langsung jual sapi ke RPH tanpa melalui blantik atau pedagang perantara. Mereka bisa memilih untuk menjual sapinya secara jogrokan atau taksiran seperti layaknya dipasar sapi atau bisa juga dengan menjual sistem karkas. Kedua cara ini ada plus minusnya, tergantung peternak cara mana yang dianggap paling aman dan menguntungkan untuk menjual sapinya.

Beberapa pelaku pasar hewan yang terimbas penutupan sementara:
- peternak
- blantik
- jagal
- petugas pasar hewan
- kuli penuntun sapi
- pedagang asongan di pasar hewan
- pedagang perlengkapan dan asesoris ternak
- pemilik transportasi ternak
- dll

Jika masa pandemi berakhir dan pasar hewan telah dibuka normal kembali, mungkin akan ada sedikit perubahan perilaku dari peternak yang bisa mendapatkan pembeli langsung di RPH dan bisa mengikatnya sebagai pelanggan. Mata rantai tataniaga sapi yang panjang dan menimbulkan biaya mahal bisa dikurangi dengan cara peternak lokal langsung ke RPH atau pihak jagal langsung beli ke peternak.

Perubahan itu mungkin tidak akan terlalu signifikan saat pasar hewan sudah buka normal kembali. Kebiasaan taksir menaksir sapi dipasar hewan yang sudah berlangsung turun temurun memang susah dihapuskan. Meski dipasar hewan disediakan timbangan tetapi fasilitas tersebut jarang dimanfaatkan dan jual beli sapi tetap dengan sistem jogrokan.

Terlepas dari efek negatif dan positif penutupan sementara pasar hewan tersebur, tentunya kita berharap badai wabah corona ini segera berlalu dan kehidupan sosial ekonomi peternakan bisa berjalan normal kembali, semoga.

Title :Pasar Sapi Tutup Sementara Selama Pandemi Coronavirus, Ini Efek Negatif dan Positifnya
Link :Pasar Sapi Tutup Sementara Selama Pandemi Coronavirus, Ini Efek Negatif dan Positifnya

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait Pasar Sapi Tutup Sementara Selama Pandemi Coronavirus, Ini Efek Negatif dan Positifnya :