Rontok Bulu Buatan, Upaya Mendapatkan Masa Peneluran Yang Serasi
Force moulting adalah usaha merontokkan bulu unggas sebelum masa waktunya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan masa peneluran kedua yang serasi. Selama masa meranggas (moulting) berat badan layer akan berkurang sekitar 400-600 gram yaitu dengan cara mengatur makanannya. Banyak metode yang dilakukan dalam memberikan pakan kepada ayam yang sedang moulting, umumnya yaitu selama 6 minggu diberikan makanan dengan kadar protein rendah tetapi ditambah trace mineral dan vitamin, sesudah 6 minggu diberikan makanan yang normal dan unggas akan berproduksi secara normal selama 4 minggu berikutnya.
Metode force moulting
Pada prinsipnya metode yang dipakai adalah dengan memberikan stress treatment atau drug treatment yang pada pokoknya adalah dengan pemuasaan dan pembatasan air minum, pemuasaan dan pembatasan makanan dan juga pembatasan sinar. Ada 4 metode force moulting :
1. Metode Convensional
hari ke-1 dan ke-2, ayam sama sekali tidak diberi makan dan minum, sinar diberikan 8 jam/hari (penyinaran alam).
Hari ke-3, diberi makanan 50% dari total kebutuhan dan sinar diberikan 8 jam/hari
Hari ke-4, ayam dipuasakan sama sekali
Hari ke-5, perlakuan sama dengan hari ke-3
Hari ke-6, perlakuan sama dengan hari ke-4
Hari ke-7, perlakuan sama dengan hari ke-3
Hari ke-8, perlakuan sama dengan hari ke-4
Hari ke-9, perlakuan sama dengan hari ke-4, dan air minum diberikan minum secara bebas (ad libitum)
Hari ke-10 sampai hari ke-60, diberi makanan 75% dari kebutuhan dan minum minum diberikan secara ad libitum
Hari ke-61 dan seterusnya, makanan dan minum diberikan secara penuh, pemberian sinar 14-16 jam/hari
Biasanya 2 minggu kemudian ayam sudah berproduksi secara normal.
2. Metode Milo (California Program)
Inti dari metode ini adalah dengan pemberian milo/gandum, atau jagung saja dalam waktu yang sangat lama. Metode ini cocok diterapkan untuk daerah beriklim tropis. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
Hari ke-1 sampai ke-35, ayam diberi makanan secara penuh sesuai dengan kebutuhan, hanya saja penyinaran secara alam dibatasi.
Hari ke-36 sampai ke-45, ayam dipuasakan sama sekali dan sinar diberikan 8 jam/hari
Hari ke-46 sampai ke-60 diberikan makanan hanya berupa gandum atau jagung sebanyak-banyaknya dan sinar tetap 8 jam/hari
Hari ke-61 sampai 68 ayam kembali diberikan makanan secara penuh, air diberikan secara ad libitum, dan sinar diberikan 14-16 jam/hari.
Biasanya 2 minggu kemudian ayam sudah berproduksi seperti biasa
3. Metode Macxindoe
Merupakan kombinasi dari kedua metode di atas, hanya saja dilakukan pembatasan air minum, makanan dan daun lamtoro. Adapun cara metode ini adalah sebagai beriukut :
Hari ke-1 dan ke-2, ayam dipuasakan sama sekali
Hari ke-3, ayam diberi air minum saja
Hari ke-4 sampai ke-6 , ayam kembali dipuasakan
Hari ke-7 sampai ke-10, perlakuan sama dengan hari ke-3
Hari ke-11 sampai ke-25, ayam diberikan minum secara ad libitum dan makanan diberikan 50% dari kebutuhan dan dicampur dengan daun lamtoro 20%
Hari ke-26 dan seterusnya, ayam diberikan makanan secara penuh dan air minum diberikan secara ad libitum.
Setelah 6 minggu ayam akan berproduksi secara normal kembali
4. Metode Washington
Hari ke-1, ayam diberikan makan dan minum seperti biasa
Hari ke-2 sampai ke-3, ayam dipuasakan dari makan dan minum
Hari ke-4, dipuasakan tetapi diberikan minum saja
Hari ke-5 sampai ke-49, ayam diberikan makanan 2,7 kg per 100 ekor layer, air minum tetap diberikan
Hari ke-50, diberikan makan dan minum secara penuh dan pemberian cahaya 14-16 jam/hari
sumber : http://ift.tt/1CTo1yR
Link :Manfaat Dan Metode Force Molting (Rontok Bulu Buatan) Pada Ayam Petelur