CARA MENGOBATI SAPI AMBRUK, GUNAKAN OBAT INI

Baca Juga:


OBAT HEWAN UNTUK SAPI AMBRUK

CALCI-Vet 20% Inj.
Untuk Pengobatan ternak ambruk
Hypocalcemia Treatment.

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung
Calcium glukonate : 20 %
Boric Acid : 4 %
Dextrose : 5 %

INDIKASI
CALCI-vet 20% Inj. Dipergunakan untuk mengobati kasus penyakit metabolic seperti sapi, kambing, domba ambruk setelah melahirkan yang disebabkan karena kekurangan calcium dalam darah (hypocalcemia/ milk fever)

KEUNGGULAN
- Tidak menimbulkan iritasi dan abses pada jaringan tubuh
- Bebas clorine

DOSIS DAN PEMAKAIAN
Diberikan secara subcutan atau intravena
Sapi : 300-500ml
Kuda : 250-500ml
Kambing, domba : 60 ml
KEMASAN
Botol kaca isi 500ml

PENYEBAB SAPI AMBRUK PASCA MELAHIRKAN

Penyakit Sindrom Sapi Ambruk (SSA) merupakan penyakit yang sering di derita oleh sapi di Indonesia dengan angka kerugian yang cukup tinggi di kalangan peternak. Banyak peternak yang belum paham akan pentingnya penyakit ini karena keterbatasan informasi dan pengetahuan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh demam tiga hari, asupan protein yang berlebih, kekurangan selenium, cedera otot, cedera saraf, gizi buruk. Kasus paling banyak disebabkan oleh demam tiga hari, cedera otot dan saraf. Pada kondisi ini umumnya keadaan fisiologi sapi normal. Pada kondisi ini sapi mencoba untuk naik. Sapi dapat berdiri bila diberi alat bantu untuk menopangnya, misalnya alat penyangga yang diletakan pada dada dan perut yang memiliki kegunaan agar ambing dari sapi terhindar dari cedera. Kondisi ambruk juga dapat disebabkan karena rendahnya kadar kalsium darah pada saat hewan menyusui (milk fever)

Milk fever  memiliki gambaran klinis yang diamati akibat dari turun kadar kalsium didalam darah. Pada kondisi ini memiliki 3 stadium gambaran klinis antara lain stadium prodormal, stadium berbaring dan stadium koma.

Stadium Prodormal
Pada kondisi ini sapi mengalami kegelisahan dan cenderung eksprei muka yang terlihat beringas. Nafsu makan serta minum mengalami penurunan sehingga pengeluaran kecing dan kotoran menurun. Sapi mengalami hipersensitif dimana sapi mudah sekali menerima rangsangan dari luar. Otot mengalami gemetar terutama pada bagian kepala dan kaki.
Saat sapi berdiri terlihat bahwa gerakan kaku dan saat bergerak, gerakannya tidak teratur sehingga menyebabkan susah dalam berjalan diamana sapi akan terlihat berjalan dengan hati-hati dan bila dipaksakan akan jatuh. Bila sudah terjatuh maka akan sangat sulit untuk berdiri kembali.

Stadium berbaring
Sapi sudah tidak mampu berdiri, berbaring pada sternum dengan kepala mengarah ke belakang hingga dari belakang seperti huruf S. Karena dehidrasi kulit tampak kering, nampak lesu, pupil mata normal atau membesar dan tanggapan terhadap rangsangan sinar jadi lambat atau hilang sama sekali. Tanggapan terhadap rangsangan rasa sakit juga berkurang, otot jadi kendor, spincter ani mengalami relaksasi, sedang reflek anal jadi hilang dengan rektum yang berisi tinja kering atau setengah kering. Pada stadium ini penderita masih mau makan dan proses ruminasi meskipun berkurang intensitasnya masih dapat terlihat. Pada tingkat selanjutnya proses ruminasi hilang dan nafsu makan pun hilang dan penderita makin bertambah lesu. Gangguan sirkulasi yang mengikuti akan terlihat sebagai pulsus yang frekuen dan lemah, rabaan pada alat gerak terasa dingin dan suhu rektal yang bersifat subnormal.

Stadium koma
Penderita tampak sangat lemah, tidak mampu bangun dan berbaring pada salah satu sisinya (lateral recumbency). Kelemahan otot-otot rumen akan segera diikuti dengan kembung rumen. Gangguan sirkulasi sangat mencolok, pulsus jadi lemah (120 x/menit), dan suhu tubuh turun di bawah normal. Pupil melebar dan refleks terhadap sinar telah hilang. Stadium koma kebanyakan diakhiri dengan kematian, meskipun pengobatan konvensional telah dilakukan.

Beberapa penyakit komplikasi dapat timbul mengikuti kejadian hypocalcaemia, karena kondisi penderita yang terus berbaring diantaranya:

  • Dekubites, kulit lecet-lecet. Luka ini disebabkan karena infeksi yang berasal dari lantai, dapat menyebabkan dekubites.
  • Perut menjadi gembung atau timpani, karena lantai yang selalu dingin mendorong terjadinya penimbunan gas dalam perut pada penderita yang selalu berbaring.
  • Pneumonia kerena terjadi regurgitasi pada waktu memamah biak disertai adanya paralisa dari laring dan faring. Sewaktu menelan makanan, sebagian makanan masuk ke dalam paru-paru dan dpat diikuti oleh pneumonia pada penderita.

 

Komplikasi kasus yang ditemukan sering yaitu terjadinya lecet-lecet yang terjadi di kulit sebagai akibat adanya infeksi yang berasal dari lantai karena hewan lama berbaring (dekubitus) dan terjadinya pneumonia karena makanan menumpuk di dalam rumen sebgai akibat tidak adanya tonus dalam dalam rumen dan gerakan peristaltik usus peristaltik. Kejadian pneumonia ini juga sebagai akibat sapi terlalu lama berbaring di lantai sehingga banyak terjadi penimbunan gas, jika kondisi berlangsung lama akan menyebabkan paralisa laring dan faring sehingga sapi akan mengalami kesusahan pada waktu regurgitasi pada waktu memamah biak akibatnya sebagian makanan akan masuk ke dalam paru-paru.

Title :CARA MENGOBATI SAPI AMBRUK, GUNAKAN OBAT INI
Link :CARA MENGOBATI SAPI AMBRUK, GUNAKAN OBAT INI

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait CARA MENGOBATI SAPI AMBRUK, GUNAKAN OBAT INI :