Macam-macam Jenis Mineral, Fungsi Dan Bahayanya Bagi Tubuh Jika Berlebihan

Baca Juga:


Kebutuhan mineral dipengaruhi oleh keadaan fisiologi, umur, faktor kesehatan secara umum, cadangan dalam tubuh, serta interaksinya dengan mineral lain. Selain itu, mineral bergantung pada sumber, bentuk yang dikonsumsi (organik vs anorganik).
Setidaknya terdapat dua jenis mineral yang dibutuhkan tubuh, yaitu makromineral dan mikromineral.

Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih besar, dengan ukuran konsentrasi >50 mg/kg (50 ppm). Contoh: kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan kalium (K). Sementara itu, mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih kecil, tapi tetap dibutuhkan secara lengkap, dengan ukuran konsentrasi

Dokter spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK (K), menjelaskan tubuh sehat dan bugar itu mulai dari sistem imunitas atau kekebalan, sistem metabolik, dan sistem regulatorik. Yang penting adalah hidup sehat dan bugar.
 
"Konsumsi makanan sehari - hari harus memiliki kaya serat dan mengandung sayuran. Mengapa pentingnya konsumsi sayur dan buah? Karena di dalamnya karena mengadung mineral dan vitamin," kata Dokter spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK (K) di acara peran vitamin dan mineral menjaga kesehatan centrum advance pfizer.
 
Masih menurutnya, terdapat empat kunci sukses untuk menjalankan hidup sehat. Pertama adalah makan yang sehat, berpikir yang sehat, aktivitas sehat, dan lingkungan sehat.
 
"Tubuh membutuhkan beragam vitamin dan mineral agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Keduanya memiliki peran penting pada proses pertumbuhan dan metabolisme dalam tubuh," tambahnya

Berikut jenis-jenis mineral yang dibutuhkan tubuh, fungsi dan efek sampingnya jika berlebihan:

Kalsium (Ca)
Berfungsi sebagai pembentuk tulang, bekerjanya saraf, kontraksi otot, dan metabolisme sel. Salah satu dampak kekurangan kalsium adalah risiko osteoporosis.

Kebutuhan kalsium tubuh berbeda-beda tergantung usia. Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013, anak usia 10-18 tahun membutuhkan kalsium sebanyak 1200 mg per hari. Kemudian, kebutuhan kalsium menurun menjadi 1100 mg per hari pada usia 19-29. Untuk orang-orang yang berusia lebih dari 29 tahun dan seterusnya, kebutuhan kalsium menurun menjadi 1000 mg per hari. Meski begitu, batas toleransi kebutuhan kalsium harian maksimum bagi orang dewasa dan anak di atas usia 1 tahun pada umumnya adalah 2.500 mg per hari.

Kebutuhan kalsium akan meningkat pada ibu hamil. Hal ini karena selain untuk ibu, asupan kalsium saat hamil juga diperlukan oleh janin. Peningkatan asupan kalsium saat hamil adalah sebesar 200 mg per hari. Jadi, jika Anda hamil di usia 25 tahun, kebutuhan kalsium Anda per hari menjadi 1300 mg. Sedangkan, jika Anda hamil pada usia 18 tahun, kebutuhan kalsium Anda akan lebih besar, yaitu sebesar 1400 mg per hari.

Namun begitu, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 500 mg pada satu waktu. Ini dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia.

Apa itu hiperkalsemia?

Hiperkalsemia adalah kondisi di mana tubuh menyerap kalsium melebihi dari kapasitas normalnya. Kelebihan kalsium ini pada umumnya dapat dibuang lewat urin atau feses. Namun, tak menutup kemungkinan juga bahwa sisa kelebihannya akan disimpan dalam tulang, sehingga bisa menimbulkan efek samping merugikan. Kadar kalsium yang sangat tinggi bisa mengancam nyawa.

Penyebab utama hiperkalsemia adalah hiperparatiroidisme. Kadar kalsium dalam darah diatur oleh kelenjar paratiroid. Ketika kelenjar paratiroid menjadi terlalu aktif dan melepaskan terlalu banyak hormon paratiroid, maka kadar kalsium dalam darah akan meningkat. Penyebab tersering lainnya adalah penyakit paru dan kanker, efek samping obat-obatan, dan konsumsi suplemen yang berlebihan.

Hiperkalsemia bisa mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan terbentuknya batu ginjal, serta mengganggu kerja jantung dan otak. Fungsi ginjal yang menurun karena kelebihan kalsium juga dapat menyebabkan kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi, zink, magnesium, dan fosfat menjadi terganggu. Padahal, mineral-mineral tersebut sangat penting dalam menunjang fungsi normal tubuh. Hiperkalsemia juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, muntah, mual-mual dan sembelit.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kelebihan asupan kalsium dapat meningkatkan risiko kanker prostat dan Jantung sakit. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kemungkinan hubungan ini.

Apa saja tanda dan gejala kelebihan kalsium?

Gejala hiperkalsemia berkisar dari ringan hingga berat. Anda mungkin tidak menampakkan gejala berarti nyata jika Anda memiliki hiperkalsemia ringan. Semakin berat kasusnya, semakin tampak jelas gejala yang dirasakan.

Berikut daftar gejala yang mungkin timbul jika tubuh memiliki kelebihan kalsium:

  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Haus yang berlebihan
  • Buang air kecil berlebihan
  • Mual muntah
  • Sakit perut
  • Nafsu makan menurun
  • Sembelit
  • Dehidrasi
  • Nyeri tulang
  • Nyeri otot
  • Kebingungan mental (linglung); gampang lupa; mudah tersinggung
  • Berat badan menurun
  • Rasa sakit antara punggung dan perut bagian atas di salah satu sisi karena batu ginjal
  • Detak jantung abnormal
  • Osteoporosis
  • Masalah otot: kedutan, kram, dan kelemahan
  • Patah tulang

Kasus hiperkalsemia berat bisa menyebabkan koma.

Fosfor (P)
Berfungsi untuk pembentukan tulang, mempertahankan pH darah, dan untuk metabolisme energi. Kekurangan mineral ini dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan tulang, proses pertumbuhan, dan fertilisasi.

Manusia dewasa memerlukan fosfor sebanyak 550 mg per hari. Hati-hati, jangan sampai Anda mengonsumsi fosfor lebih dari yang dibutuhkan karena akan menyebabkan diare dan sakit perut. Dalam jangka waktu lama, kadar fosfor yang tinggi di dalam tubuh dapat membuat kadar kalsium di dalam tubuh berkurang, dan pada akhirnya dapat berisiko kepada tulang yang mudah retak dan patah.

Kebutuhan fosfor akan berbeda-beda bagi tiap orang sesuai kondisi fisik mereka. Ketika Anda mengonsumsi fosfor dalam kadar rendah, tubuh mampu menyerapnya sebesar 80 hingga 90 persen. Namun, jika Anda mengonsumsinya lebih dari 10 mg/kg/hari, maka yang akan diserap tubuh hanya 70 persen. Normalnya, kadar fosfor pada dewasa adalah 2.5-4.5 mg/dl. Bayi dan anak-anak membutuhkan fosfor 50 persen dan 30 persen lebih tinggidibandingkan orang dewasa karena efek hormon pertumbuhan.

Natrium (Na)
Berfungsi membantu kerja saraf dan memperbaiki pertahanan cairan. Sayangnya, kekurangan natrium jarang terjadi.

Natrium atau sodium yang terlalu banyak dikonsumsi akan membuat dampak tak baik bagi kesehatan. Selain obesitas, tekanan darah juga bisa terancam.

Dilansir dari Pop Sugar, Ahli Gizi Jillian Kubala, MS menjelaskan natrium adalah mikronutrien penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproses keseimbangan cairan, mengontrol tekanan darah, dan mendukung fungsi saraf. Namun, banyak orang yang sudah menyantap porsi besar makanan olahan masih menambahkan garam meja ke dalamnya.

Pedoman diet terbaru di Amerika Serikat kini sudah membatasi penggunaan garam. Maka setiap resto di sana sudah tidak menyediakan garam di atas meja pelanggan.

Masyarakat Amerika harus mengonsumsi kurang dari 2,3 gram (2.300 miligram) garam per hari. kata Jillian. Sedangkan rata-rata orang Amerika mengonsumsi lebih dari itu, sekitar 3.400 miligram per hari.

“Cukup dengan menjauhi makanan olahan dan kemasan. Mulailah dari itu dulu,” jelas Jillian.

Untuk mengurangi asupan garam, Jillian menyarankan agar masyarakat fokus pada makanan utuh dan masak lebih banyak makanan di rumah. Tentu akan lebih sehat.

“Sebab selain merasa kembung dan bengkak, makan terlalu banyak natrium dapat memiliki konsekuensi untuk kesehatan,” tuturnya.

Hal senada dikatakan Ahli Fisiologi Olahraga Jim White, RDN, ACSM. Ketika tubuh mengasup banyak garam, ini meningkatkan tekanan darah, yang menempatkan lebih banyak tekanan pada jantung dan ginjal,” jelas Jim.

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung. American Heart Association merekomendasikan orang dengan tekanan darah tinggi hanya mengonsumsi maksimal 1.500 miligram natrium sehari. Mengurangi natrium baik untuk kesehatan secara keseluruhan, terutama untuk jantung dan ginjal. Bahkan bisa membuat lipatan pinggang dan perut lebih kecil.

“Makan terlalu banyak garam dapat menyebabkan tubuh menahan cairan berlebih, yang dapat membuat penampilan membengkak,” ungkapnya.

Contoh lain, sering makan makanan yang diproses dengan garam tinggi seperti keripik, makanan cepat saji, dan makan malam daging beku dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Sebab makanan tersebut biasanya tinggi kalori dan lemak tidak sehat.

Klorida (Cl)
Mineral yang satu ini berguna sebagai elektrolit dan memproduksi asam lambung. Juga berfungsi sebagai imun, kofaktor enzim di hati untuk metabolisme komponen toksin. Kekurangan klorida, tubuh mengalami gangguan pertumbuhan, timbul rasa pusing, lemah, dan kram.

Sulfur (S)
Berfungsi membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Defisiensi sulfur akan menimbulkan gangguan otot, sendi, dan kulit.

Magnesium (Mg)
Berfungsi sebagai zat pembentuk sel darah merah yang mengikat oksigen dan hemoglobin. Juga sebagai kofaktor enzim, fungsi otot, dan saraf. Kekurangan magnesium menimbulkan risiko kejadian penyakit jantung koroner, diabetes tipe-2, serta gangguan fungsi otot dan saraf.

Ketika kadar magnesium dalam darah meningkat, gejala-gejala yang dapat dirasakan, sebagai berikut:

  • Sakit kepala.
  • Wajah memerah.
  • Lesu.
  • Diare
  • Pusing.
  • Pingsan.
  • Mual dan muntah.
  • Tidak bisa buang air kecil.
  • Refleks menjadi lambat.
  • Otot lemah atau lumpuh.
  • Tekanan darah rendah.
  • Gangguan pernapasan.

Penyebab Hipermagnesemia

Sebagian besar hipermagnesemia disebabkan karena penyakit gagal ginjal. Terutama saat penderita gagal ginjal minum obat atau suplemen yang mengandung magnesium, seperti obat maag jenis antasida (berisi magnesium hidroksida) atau obat pencahar. Penderita penyakit jantung dan gangguan pencernaan juga berisiko menderita hipermagnesemia.

Kalium (K)
Dibutuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung, regulasi osmosis, fungsi otot dan saraf, kofaktor enzim, dan sebagai metabolisme energi. Kekurangan kalium akan memunculkan gejala seperti diare, muntah, lemah otot, serta turunnya tekanan darah.

Menurut sumber mayoclinic.org, tubuh hanya mentoleransi kadar kalium dalam level 3.6 and 5.2 millimoles per liter (mmol/L) darah. Anda dalam rambu bahaya ketika kadar kalium berada dalam level 5.5 mmol/L dan dinyatakan sudah menderita hiperkalemia  atau kelebihan kalium pada level 6.0 mmol/L.

Bagaimana Seseorang Bisa Mengalami Hiperkalemia?

Seseorang bisa saja mengalami masalah kelebihan kalium karena sejumlah penyebab. Beberapa penyebab yang biasa menjadi pemicu terjadinya masalah kelebihan kalium dan hiperkalemia antara lain:

Kerusakan ginjal yang memicu pembuangan urin tidak berjalan lancar sehingga potasium yang ada dalam tubuh gagal keluar dari dalam darah tertahan di dalam darah hingga kadar kalium dalam darah menjadi sangat tinggi.

Konsumsi alkohol dan sejumlah obat seperti beberapa antibiotik termasuk penisilin, trimethoprim. Juga beberapa jenis anti fungal, obat pengencer darah dan obat hipertensi yang bekerja dengan fungsi Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitors, Angiotensin-Receptor Blockers (ARBs) dan fungsi beta-blockers. Juga bila Anda mengonsumsi sejumlah jenis terapi analgesik Nonsteroidal Anti-Inflammatory Medications (NSAIDs).

Asupan sejumlah jenis herbal yang bekerja menahan aktivitas aliran cairan keluar dari dalam tubuh termasuk di antaranya beberapa jenis ginseng, milkweed dan beberapa jenis herbal tertentu. Untuk kasus ini kadang situasinya belum sepenuhnya didalami, belum semua jeni herbal dipahami benar bagaimana kinerjanya terhadap fungsi elektrolit tubuh.

Menjalankan diet yang kaya kalium seperti menjalankan diet pisang yang sempat populer di beberapa negara Asia. Diet ini dijalankan dengan mengonsumsi pisang dalam jumlah cukup besar dan mengurangi asupan makanan lain termasuk sumber karbohidrat dan protein. Sementara itu, sudah diketahui bersama bahwa pisang memiliki kadar kalium sangat tinggi.

Perdarahan atau cedera yang menyebabkan masuknya kalium dalam sel tubuh ke dalam aliran darah. Situasi yang sebenarnya tidak terlalu kerap terjadi ini diam-diam menjadi resiko bagi mereka yang mengalami cedera berat.

Zat Besi (Fe)
Berguna mengantarkan oksigen, metabolisme energi, kofaktor enzim, fungsi otak dan otot, serta memperkuat sistem imunitas dalam tubuh. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia, pertumbuhan terhambat, lemah, dan lesu. Jika zat besi berlebihan dalam tubuh juga bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

Gejala dan tanda saat tubuh kelebihan zat besi biasanya muncul di usia paruh baya kecuali untuk kasus neonatal. Adapun berbagai gejala umum yang muncul seperti:

  • Kelelahan
  • Sakit perut
  • Lemah dan lesu
  • Nyeri sendi
  • Hilangnya gairah sexual
  • Kerusakan hati
  • Periode menstruasi yang tiba-tiba berhenti
  • Perubahan warna kulit menjadi abu-abu akibat endapan zat besi berlebih.
  • Perbesaran hati

Sekitar 75 persen pasien yang sudah mulai menunjukkan gejala biasanya memiliki fungsi hati yang abnormal. Sementara itu 75 persen lainnya  akan mengalami kelelahan dan kelesuan, dan 44 persen akan mengalami nyeri pada persendian. Kemudian, perubahan warna kulit biasanya akan terlihat pada pasien yang sudah mengalami berbagai gejala yang telah disebutkan.

Tembaga (Cu)
Serupa dengan zat besi, tembaga berfungsi sebagai kofaktor enzim, metabolisme energi, membantu fungsi saraf, bersifat antioksidan, dan melakukan sintesis jaringan pengikat. Defisiensi tembaga dapat mengakibatkan anemia, gangguan fungsi saraf, depigmentasi rambut, serta gangguan tulang.

Iodium (I)
Berfungsi sebagai pembentu zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid. Selain itu, berguna dalam fungsi reproduksi, metabolisme, dan pertumbuhan. Kasus terbanyak dari kurangnya mineral iodium adalah gondok. Kekurangan iodium juga menyebabkan tubuh kerdil, pertumbuhan terhambat, serta gangguan mental.

Selenium (Se)
Berfungsi sebagai komponen antioksidan, mengatasi racun seperti hidrogen peroksida, membantu hormon, sistem imun, dan melindungi sel dari proses oksidasi sendiri. Gangguan yang akan muncul akibat kekurangan selenium adalah masalah jantung dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Cobalt (Co)
Berfungsi sebagai kofaktor untuk pembentukan vitamin B12 (kobalamin) yang membantu proses pembuatan sel darah merah. Kekurangan cobalt dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12.

Kromium (Cr)
Berfungsi sebagai regulator hormon insulin dan pertumbuhan. Defisiensi mineral ini dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

Mangan (Mn)
Berfungsi sebagai kofaktor enzim, berguna untuk metabolisme energi, pembentukan tulang, juga kofaktor enzim superoksida dismutase (enzim antioksidan). Kekurangan mineral mangan dapat mengakibatkan gangguan tulang dan hati.

Zinc (Zn)
Berguna untuk menjaga fungsi membran, sistem imun, kofaktor enzim untuk ekspresi gen, dan berfungsi sebagai antioksidan. Defisiensi zind dapat menyebabkan gangguan kulit, pertumbuhan terhambat, menurunnya kadar kolesterol baik HDL, serta menurunnya nafsu makan.

Flourida (F)
Membantu metabolisme kalsium (Ca) dan fosfor (P), komponen matriks tulang dan gigi, serta menghambat pembentukan karang gigi. Kekurangan fluorida dapat menyebabkan kerusakan gigi. 

Title :Macam-macam Jenis Mineral, Fungsi Dan Bahayanya Bagi Tubuh Jika Berlebihan
Link :Macam-macam Jenis Mineral, Fungsi Dan Bahayanya Bagi Tubuh Jika Berlebihan

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait Macam-macam Jenis Mineral, Fungsi Dan Bahayanya Bagi Tubuh Jika Berlebihan :