Label:
Cara Ampuh Biar Gacor,
Cara melatih mental petarung,
Informasi Rawatan Burung Kicau,
Teknik Biar Gacor,
Tips Saat Mabung
Ternak Ruminansia (Sapi, Kambing, Kerbau dll) Tidak Bisa Terlepas Dari Pakan Hijauan (Rumput), Mengapa dan Untuk Apa?
Jika Anda mendapatkan bibit dari kebun sendiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit untuk ditanam agar bibit tersebut bisa tumbuh dengan baik, bibit yang baik dihasilkan dari tanaman yang baik pula, karena tanaman yang tidak sehat akan menyebabkan bibitnyapun jelek sehingga Anda akan dirugikan karena pertumbuhan tanaman rumput odot terganggu dengan masa penantian panen yang cukup lama. Bibit rumput odot yang baik adalah yang berumur muda dan diambil dari bagian pangkal tanaman induk sehingga sudah memiliki akar untuk menunjang pertumbuhan selanjutnya.
Bibit rumput odot yang baik terlihat dari batangnya yang besar dan padat, serta jumlah calon anakan atau ruas cukup pendek, bibit jenis ini dihasilkan dari tanaman yang tercukupi kebutuhan airnya, karena tanaman yang kekurangan air akan menghasilkan bibit yang keras, kecil, dan jarang antar ruas sekitar 1-3 cm, apa lagi jika sampai 5 cm akan menghasilkan tanaman yang lambat pertumbuhannya dan kerdil. Lalu bagaimana jika Anda mendapatkan batang yang kecil? Asalkan kondisi tanaman terlihat sehat masih dimungkinkan untuk dipacu pertumbuhannya, karena walaupun batang bibit besar jika kurang perawatan hasilnya tak sebaik yang dirawat dengan benar.
Manfaat Hijauan (Rumput) Bagi Ternak Sapi (Ruminansia)
Hijauan pakan merupakan menu utama bagi ternak ruminansia dengan tingkat konsumsi harian mencapai 70% dari total ransum. Secara teknis, hijauan pakan sangat berperan dalam menjaga kesehatan dan fungsi rumen. Keberadaan serat dalam hijauan pakan (selulosa dan hemiselulosa) menjadi sumber energi bagi mikroba rumen, demikian halnya dengan mineral serta protein (terutama dari legum) merupakan sumber N bagi bakteri dan protein produk.
Ketersediaan hijauan pakan dalam ransum ruminansia mutlak diperlukan. Kekurangan hijauan pakan di beberapa peternakan sapi perah telah menyebabkan umur produktif lebih pendek, dari 6-7 tahun menjadi sekitar 3-4 tahun. Tidak sedikit induk sapi mengalami kegagalan reproduksi larena penimbunan lemak pada sistem reproduksi akibat peningkatan jumlah konsentrat dalam ransum. Akibatnya terjadi peningkatan biaya investasi pada usaha sapi perah untuk penggantian ternak.
Hijauan pakan memiliki peran penting dalam menjaga mutu produk ternak melalui kandungan beta caroten, vitamin E, tanin, saponin, xantofil dan senyawa sekunder lain yang memiliki efek herbal, anti oksidan atau anti kualitas yang bermanfaat sebagai pakan fungsional. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ternak ruminansia yang mengkonsumsi hijauan lebih tinggi menghasilkan kandungan conjugated linole acid (CLA) pada daging dan asam lemak pada susu lebih tinggi serta trans fatty acid (TFA) susu lebih rendah sehingga produk lebih sehat untuk dikonsumsi.
Penggunaan hijauan pakan sebagai menu utama dalam ransum ternak ruminansia dapat mengurang biaya pakan hingga kurang dari 50%. Sebagai contoh adalah biaya pemeliharaan ternak sapi di Australia dengan menggunakan pakan utama hijauan hanya sekitar $2.8 per minggu sedangkan di pulau Jawa bisa mencapai Rp 84.500 per minggu dengan mengandalkan pemenuhan nutrien dari konsentrat.
Pemeliharaan ternak secara extensif di padang penggembalaan merupakan sistem pemeliharaan paling efisien dalam sistem produksi peternakan. Luas padang penggembalaan di Indonesia hanya sekitar 2.1 juta ha jauh dibawah Australia (99.96 juta ha) atau Mongolia (88.73 juta ha). Luasan padang penggembalaan ini menurun dibandingkan pada jaman Belanda yang mengharuskan setiap desa memiliki padang penggembalaan. Penyusutan juga terjadi secara alami melalui reforestasi di beberapa daerah, invasi gulma, dan bencana alam maupun konversi lahan untuk pemukiman dan industri. Oleh karena itu revitalisasi padang penggembalaan nasional harus segera dilakukan sebagaimana tertera dalam UU no. 18/2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan.
Macam-macam Jenis Rumput
Rumput di Indonesia sebagian besar termasuk dalam sub-famili Panicoideae, selanjutnya yang cukup banyak adalah sub-famili Bambusoideae dan Chloridoideae . Sub-famili lainnya adalah Aristidoideae, Arundinoideae dan Centothecoideae dengan spesies relatif sedikit. Berdasarkan kajian koleksi herbarium LIPI (Setiana, 2014) terdapat 1044 spesies/sub-spesies/varietas rumput (termasuk 153 jenis dari sub-famili Bambuseae) yang ada di Indonesia atau 11,7% dari jenis yang ada di dunia. Jumlah ini merupakan obyek penelitian dan pengembangan hijauan pakan yang sangat penting baik sebagai individu tumbuhan maupun secara kesatuan dalam suatu ekosistem.
Rumput Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke termasuk di dalamnya Semenanjung Melayu, kepulauan Philipina dan Papua Nugini. Hampir di semua tempat ditemukan rumput domestik dengan berbagai ragamnya sesuai dengan keragaman klimatik, edafik, biotik dan ketinggian. Pertumbuhan berbagai jenis rumput sangat tergantung pada toleransi adaptasi rumput terhadap keragaman lingkungan Indonesia sangat bervariasi. Hal ini merupakan bagian potensi besar rumput untuk diteliti dan dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak.
Jenis rumput yang sangat lebar toleransinya dapat ditemui di hampir setiap tempat, dari tepi pantai sampai pegunungan. Jenis rumput tersebut antara lain Cynodon dactylon (L.) Pers., Eleusine indica (L.) Gaert., Panicum repens L. dan Eragrostis amabilis (L.) Wight & Arnott ex Nees. Sedangkan jenis rumput yang memiliki toleransi adaptasi yang rendah hanya dapat ditemui pada area yang sangat terbatas. Misalnya Pseudoraphis spinescens (R. Br.) Vickery, hanya dapat ditemui di ketinggian lebih dari 1000 dpl dan air tergenang. Rumput ini di temukan di Situ Patenggang, Ciwideuy, Bandung Selatan.
Di Danau Panggang di Pulau Kalimantan, padihiang (Oryza rufipogon Griffith) dan udul-udul (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees) merupakan makanan utama kerbau rawa. Di daerah ini pula ditemui Cynodon dactylon yang berperan penting sebagai hijauan pakan bagi kerbau saat musim kemarau. Rumput tersebut tumbuh di tepian hutan sebagai pakan bagi induk dan anak yang belum lepas sapih. Menurut kearifan lokal, rumput Cynodon dactylon (L.) Pers. dapat meningkatkan produksi susu induk. Hal ini menunjukkan adanya peran rumput lebih dari sebagai sumber energi bagi ternak, dimungkinkan sebagai sumber mineral dan vitamin.
Sepanjang pesisir yang berkadar garam tinggi ditemukan cukup banyak jenis rumput, bahkan dapat tumbuh di tepi pantai, bersentuhan langsung dengan air laut. Lepturus repens (G. Fort.) R. Br., Thuarea involuta (G. Forst.) R. Br. ex Sm., Ischaemum muticum L., Panicum repens L. dan Spinifex littoreus (Burm. F.) Merr. banyak ditemui di pantai berpasir. Beberapa jenis rumput yang tumbuh di area pantai dengan kondisi dekat daratan antara lain Chloris barbata Swartz., Imperata cylindrica (L.) P. Beauv. dan Zoysia matrella (L.) Merr..
Pada area hutan yang lembab dan naungan tinggi biasanya ditemukan rumput berdaun lebar antara lain Centotheca lappacea (L.) Desv., Setaria palmifolia (Koenig.) Stapf., Pseudechinolaena polystachya (Kunth.) Stapf., Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv. dan berbagai jenis bambu. Area terbuka dengan cahaya matahari penuh, curah hujan relatif rendah dan tanah yang kering merupakan habitat ideal bagi sebagian besar rumput. Kondisi seperti ini banyak ditemui di daerah Timur Indonesia, terutama NTT, NTB, Sulawesi dan Kepulauan Maluku. Rumput Pennisetum macrostachyum Benth., Pennisetum polystachyon (L.) Schultes dan Imperata cylindrica (L.) P. Beauv.
Referensi:http://hitpi.org dan sumber lainnya
Title :Mengapa Ternak Sapi Butuh Rumput (Hijauan) ? Apa Manfaatnya?Hijauan pakan ternak memiliki peran penting dalam menjaga mutu produk ternak melalui kandungan beta caroten, vitamin E, tanin, saponin, xantofil dan senyawa sekunder lain yang memiliki efek herbal, anti oksidan atau anti kualitas yang bermanfaat sebagai pakan fungsional. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ternak ruminansia yang mengkonsumsi hijauan lebih tinggi menghasilkan kandungan conjugated linole acid (CLA) pada daging dan asam lemak pada susu lebih tinggi serta trans fatty acid (TFA) susu lebih rendah sehingga produk lebih sehat untuk dikonsumsi.Hijauan pakan merupakan bagian tanaman selain biji-bijian yang dapat dikonsumsi ternak secara aman dan berkelanjutan atau yang dipanen untuk pakan. Istilah hijauan diambil dari penampakan fisik bagian tanaman segar yang berwarna hijau. Istilah hijauan pakan dalam penggunaannya menjadi lebih luas tidak terbatas pada bahan asal tanaman yang segar, namun juga meliputi jerami, bahan asal tanaman yang sudah diawetkan baik kering (hay) maupun awetan basah (silase). Salah satu jenis rumput yang sering digunakan peternak sapi adalah rumput gajah.
Jenis rumput lainnya adalah odot, saat ini rumput odot salah satu jenis rumput yang mulai dikembangkan pembudidayaannya, karena begitu mudahnya rumput odot ini tumbuh sehingga sebagian peternak tidak memperhatikan cara budidaya rumput odot yang baik dan benar, untuk itulah di sini kami berikan panduan lengkap budidaya rumput odot agar cepat berkembang biak dan hasilnya maksimal, dengan daun yang lebar dan anakan banyak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi pemula yang ingin membudidayakan rumput odot mulai dari bibit, karena tidak semua batang rumput odot layak dijadikan bibit sehingga perlu tehnik khusus dalam memilih bibit rumput odot yang baik dan berkualitas dengan jaminan tumbuh sempurna.Rumput gajah adalah rumput berukuran besar bernutrisi tinggi yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing, gajah, dll. Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika karena ketahanannya terhadap cuaca panas. (Wikipedia)
Jika Anda mendapatkan bibit dari kebun sendiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit untuk ditanam agar bibit tersebut bisa tumbuh dengan baik, bibit yang baik dihasilkan dari tanaman yang baik pula, karena tanaman yang tidak sehat akan menyebabkan bibitnyapun jelek sehingga Anda akan dirugikan karena pertumbuhan tanaman rumput odot terganggu dengan masa penantian panen yang cukup lama. Bibit rumput odot yang baik adalah yang berumur muda dan diambil dari bagian pangkal tanaman induk sehingga sudah memiliki akar untuk menunjang pertumbuhan selanjutnya.
Bibit rumput odot yang baik terlihat dari batangnya yang besar dan padat, serta jumlah calon anakan atau ruas cukup pendek, bibit jenis ini dihasilkan dari tanaman yang tercukupi kebutuhan airnya, karena tanaman yang kekurangan air akan menghasilkan bibit yang keras, kecil, dan jarang antar ruas sekitar 1-3 cm, apa lagi jika sampai 5 cm akan menghasilkan tanaman yang lambat pertumbuhannya dan kerdil. Lalu bagaimana jika Anda mendapatkan batang yang kecil? Asalkan kondisi tanaman terlihat sehat masih dimungkinkan untuk dipacu pertumbuhannya, karena walaupun batang bibit besar jika kurang perawatan hasilnya tak sebaik yang dirawat dengan benar.
Manfaat Hijauan (Rumput) Bagi Ternak Sapi (Ruminansia)
Hijauan pakan merupakan menu utama bagi ternak ruminansia dengan tingkat konsumsi harian mencapai 70% dari total ransum. Secara teknis, hijauan pakan sangat berperan dalam menjaga kesehatan dan fungsi rumen. Keberadaan serat dalam hijauan pakan (selulosa dan hemiselulosa) menjadi sumber energi bagi mikroba rumen, demikian halnya dengan mineral serta protein (terutama dari legum) merupakan sumber N bagi bakteri dan protein produk.
Ketersediaan hijauan pakan dalam ransum ruminansia mutlak diperlukan. Kekurangan hijauan pakan di beberapa peternakan sapi perah telah menyebabkan umur produktif lebih pendek, dari 6-7 tahun menjadi sekitar 3-4 tahun. Tidak sedikit induk sapi mengalami kegagalan reproduksi larena penimbunan lemak pada sistem reproduksi akibat peningkatan jumlah konsentrat dalam ransum. Akibatnya terjadi peningkatan biaya investasi pada usaha sapi perah untuk penggantian ternak.
Hijauan pakan memiliki peran penting dalam menjaga mutu produk ternak melalui kandungan beta caroten, vitamin E, tanin, saponin, xantofil dan senyawa sekunder lain yang memiliki efek herbal, anti oksidan atau anti kualitas yang bermanfaat sebagai pakan fungsional. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ternak ruminansia yang mengkonsumsi hijauan lebih tinggi menghasilkan kandungan conjugated linole acid (CLA) pada daging dan asam lemak pada susu lebih tinggi serta trans fatty acid (TFA) susu lebih rendah sehingga produk lebih sehat untuk dikonsumsi.
Penggunaan hijauan pakan sebagai menu utama dalam ransum ternak ruminansia dapat mengurang biaya pakan hingga kurang dari 50%. Sebagai contoh adalah biaya pemeliharaan ternak sapi di Australia dengan menggunakan pakan utama hijauan hanya sekitar $2.8 per minggu sedangkan di pulau Jawa bisa mencapai Rp 84.500 per minggu dengan mengandalkan pemenuhan nutrien dari konsentrat.
Pemeliharaan ternak secara extensif di padang penggembalaan merupakan sistem pemeliharaan paling efisien dalam sistem produksi peternakan. Luas padang penggembalaan di Indonesia hanya sekitar 2.1 juta ha jauh dibawah Australia (99.96 juta ha) atau Mongolia (88.73 juta ha). Luasan padang penggembalaan ini menurun dibandingkan pada jaman Belanda yang mengharuskan setiap desa memiliki padang penggembalaan. Penyusutan juga terjadi secara alami melalui reforestasi di beberapa daerah, invasi gulma, dan bencana alam maupun konversi lahan untuk pemukiman dan industri. Oleh karena itu revitalisasi padang penggembalaan nasional harus segera dilakukan sebagaimana tertera dalam UU no. 18/2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan.
Macam-macam Jenis Rumput
Rumput di Indonesia sebagian besar termasuk dalam sub-famili Panicoideae, selanjutnya yang cukup banyak adalah sub-famili Bambusoideae dan Chloridoideae . Sub-famili lainnya adalah Aristidoideae, Arundinoideae dan Centothecoideae dengan spesies relatif sedikit. Berdasarkan kajian koleksi herbarium LIPI (Setiana, 2014) terdapat 1044 spesies/sub-spesies/varietas rumput (termasuk 153 jenis dari sub-famili Bambuseae) yang ada di Indonesia atau 11,7% dari jenis yang ada di dunia. Jumlah ini merupakan obyek penelitian dan pengembangan hijauan pakan yang sangat penting baik sebagai individu tumbuhan maupun secara kesatuan dalam suatu ekosistem.
Rumput Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke termasuk di dalamnya Semenanjung Melayu, kepulauan Philipina dan Papua Nugini. Hampir di semua tempat ditemukan rumput domestik dengan berbagai ragamnya sesuai dengan keragaman klimatik, edafik, biotik dan ketinggian. Pertumbuhan berbagai jenis rumput sangat tergantung pada toleransi adaptasi rumput terhadap keragaman lingkungan Indonesia sangat bervariasi. Hal ini merupakan bagian potensi besar rumput untuk diteliti dan dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak.
Jenis rumput yang sangat lebar toleransinya dapat ditemui di hampir setiap tempat, dari tepi pantai sampai pegunungan. Jenis rumput tersebut antara lain Cynodon dactylon (L.) Pers., Eleusine indica (L.) Gaert., Panicum repens L. dan Eragrostis amabilis (L.) Wight & Arnott ex Nees. Sedangkan jenis rumput yang memiliki toleransi adaptasi yang rendah hanya dapat ditemui pada area yang sangat terbatas. Misalnya Pseudoraphis spinescens (R. Br.) Vickery, hanya dapat ditemui di ketinggian lebih dari 1000 dpl dan air tergenang. Rumput ini di temukan di Situ Patenggang, Ciwideuy, Bandung Selatan.
Di Danau Panggang di Pulau Kalimantan, padihiang (Oryza rufipogon Griffith) dan udul-udul (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees) merupakan makanan utama kerbau rawa. Di daerah ini pula ditemui Cynodon dactylon yang berperan penting sebagai hijauan pakan bagi kerbau saat musim kemarau. Rumput tersebut tumbuh di tepian hutan sebagai pakan bagi induk dan anak yang belum lepas sapih. Menurut kearifan lokal, rumput Cynodon dactylon (L.) Pers. dapat meningkatkan produksi susu induk. Hal ini menunjukkan adanya peran rumput lebih dari sebagai sumber energi bagi ternak, dimungkinkan sebagai sumber mineral dan vitamin.
Sepanjang pesisir yang berkadar garam tinggi ditemukan cukup banyak jenis rumput, bahkan dapat tumbuh di tepi pantai, bersentuhan langsung dengan air laut. Lepturus repens (G. Fort.) R. Br., Thuarea involuta (G. Forst.) R. Br. ex Sm., Ischaemum muticum L., Panicum repens L. dan Spinifex littoreus (Burm. F.) Merr. banyak ditemui di pantai berpasir. Beberapa jenis rumput yang tumbuh di area pantai dengan kondisi dekat daratan antara lain Chloris barbata Swartz., Imperata cylindrica (L.) P. Beauv. dan Zoysia matrella (L.) Merr..
Pada area hutan yang lembab dan naungan tinggi biasanya ditemukan rumput berdaun lebar antara lain Centotheca lappacea (L.) Desv., Setaria palmifolia (Koenig.) Stapf., Pseudechinolaena polystachya (Kunth.) Stapf., Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv. dan berbagai jenis bambu. Area terbuka dengan cahaya matahari penuh, curah hujan relatif rendah dan tanah yang kering merupakan habitat ideal bagi sebagian besar rumput. Kondisi seperti ini banyak ditemui di daerah Timur Indonesia, terutama NTT, NTB, Sulawesi dan Kepulauan Maluku. Rumput Pennisetum macrostachyum Benth., Pennisetum polystachyon (L.) Schultes dan Imperata cylindrica (L.) P. Beauv.
Referensi:http://hitpi.org dan sumber lainnya
Link :Mengapa Ternak Sapi Butuh Rumput (Hijauan) ? Apa Manfaatnya?