Inilah Kebaikan Dua Wahyu Dari Allah

Baca Juga:



Inilah Kebaikan Dua Wahyu Dari Allah

Alhamdulillah terima kasih telah diberikan kesempatan uuntuk bisa bergabung dan menyapa kalian, dan mempererat tali silahturahmi. Ini adalah kisah nyata yang membuat sang penulis bangkit dan semangat untuk berhijrah,

Perkenalkan nama saya Sasa Arita (nama samaran), asal Pemalang usiaku sekarang 19 tahun. Kini saya sedang tinggal di Jakarta mencari sesuap nasi dan mencari Ilmu juga di Pomdok Pesanten.

kisa berawal setelah aku lulus UN SMP, saat itu kakak ku berencana untuk memondok kan ku di Gresik, namun ibu bersih keras melarangku dan memarahi kakak. Dengan alasan aku adalah anak terakhir dari 5 saudara, dan yang lainnya sudah menikah semua. Ibu sangat khawatir saat itu karena aku masih sangat belia dan tak mengerti apapun. Ia melarangku karena tak ingin menjauh dariku. pernah aku bilang “ibu ini kan demi kebaikan kita semua lagi pula ini ilmu agama bu, aku ingin mendalami agama” ibuku terus diam tak mau menjawab. ketika sudah mulai pendaftaran SMA/SMK aku tak ada minat sama sekali untuk bersekolah, karena itu aku selalu mengurungkan diri. saat teman teman berkunjung kerumah mengajak ku untuk mendaftar sekolah aku hanya diam dan menanggapi dingin. Tiba tiba malam itu ibu menyuruhku duduk di ruang keluarga dan berkata “ibu mau kamu sekolah saja disini daftar SMK, disekolah juga ada ilmu agama kan? sudah kalo tidak mau terserah kamu!” ucapnya singkat. Dan akhirnya aku menuruti kemauan ibu untuk mendaftar sekolah meskipun masuk di sekolah swasta, karena sekolah negeri sudah penutupan. Berkat nilai bagusku aku diterima di sekolah swasta meskipun gelombang terakhir.

Disinilah awal hijrahku, aku mulai mengenakan Hijab meskipun temanku tak menggunakan. aku mulai kepo terhadap Islam lebih luas. dengan tekad baru MENUNTUT ILMU DIMANAPUN ASAL ALLAH RIDHO DAN ORANG TUA RIDHO. Aku semakin yakin bahwa disini aku juga bisa mengembangkan dakwah pada teman teman. berbicara mengenai dakwah, aku adalah salah satu penggemar UJE alias Ustad Jefri Al-Bukhari. terpanah aku terpanah ketika melihat ceramahnya di televisi. Ingin rasanya bertemu, namun itu tak mmungkin terjadi. Saat itu banyak ujian yang datang kepadaku, mulai dari cacian dan hinaan terhadap kain tak bersalah yang aku kenakan. Tetanggaku mulai berbicara “kamu tuuh nggak pantes pake jilbab” ada yang mengatakan “sok alim, sok suci padahal dalemnya pasti kaya kedondong”. berbagai macam ejekan aku terima dengan senyuman. memang aku tak seistiqomah berjilbab, hanya saja jika aku keluar rumah hanya sekedar ke warung pun aku memakainya.

Hijab bagiku adalah penolong diriku, semenjak aku mengenakan nya tidak ada lagi godaan dari lelaki jalanan. Bahkan hijab melindungiku dari maksiat, seperti pacaran Alhamdulillah aku tak kenal dengan pacaran saat masa sekolah. Karena kesibukanku terhadap Islam membuatku tak memperdulikan hal yang sudah menjadi kebiasaan anak SMA, banyak yang bilang masa SMA adalah masa yang paling menyenagkan terutama untuk hal Cinta. masa sih? Begitulah pendapat dari sebagian temanku. Hari hariku selalu aku habiskan di perpustakaan dan di masjid sekolahku, besrsama sahabat yang selalu menguatkan dalam hijrah. Saat kelas 12 kami memutuskan untuk memanjangkan hijab, hingga akhirnya kami masuk BK akibat menentang aturan. Guru BK menyarankan untuk menendekkan jilbab karena menutupi Almamater Sekolah, namun yang kami kenakan tak begitu panjang dan almamater masih terlihat. Sejak saat itu aku dan sahabatku beranikan diri menjelaskan pada semua teman teman dan ada guru wanita yang selalu menyemangati usaha sebagai wanita muslimah meski dilingkup sekolah.

Perjalananku belum sampai disitu saja semenjak kelulusan, banyak sekali hal baru dan ujian yang semakin besar. aku dan sahabatku berpisah dan akhirnya kami menjalani tujuan hidup masing masing. Sangat disayangkan sahabat baikku yang tadinya berjuang anti lelaki sekarang justru malah terperangkap didalam cinta semu. hatiku sempat hancur mendengar ungkapan dari teman teman. Namun aku percaya suatu saat nanti ia akan kembali mengingat ikatan saat dulu. Aku pun mulai bekerja bersama anak tetanggaku. Kami bekerja disebuah tempat Reflexology, sebenarnya ini sangat sulit bagiku untuk bekerja disini. Namun wajah ibu selalu terbayang dalam benakku, ia yang selalu menantikan kehadiranku meskipun harus menunggu lama.

Mulailah aku bekerja dan mengenal seorang lelaki dia sangat usil padaku namanya Wahyu. akhirnya kami bersahabat tetapi dia selalu menggangguku disaat aku sedang diam, selalu membuliku disaat aku biarkan. tindakannya selalu seperti itu setiap hari aku jumpai. Bersama temanku yang selalu menemani ku. Namun, sayang temanku resign dari pekerjaan. Dia memilih untuk tinggal ke rumah omnya. Disini aku mulai berjalan sendirian, aku selalu positiv Allah pasti bersama ku. Entah bisikan apa yang membuat aku semakin aneh ketika Wahyu mengusiliku, sungguh kejadian ini membuat diriku malu pada Dia aku merasa sangat berdosa.

Setelah istirahat aku menyempatkan diri untuk tidur di ruangan biasa buat istirahat. saat aku terlelap tiba tiba saja aku merasa ada sesuatu yang menempel pada bibirku. Dan ternyata, Wahyu telah menciumku saat aku sedang tidur, seketika aku langsung menangis dengan terdesak dia hanya melihatku, ini adalah pertama kalinya aku merasaka. Ia terus diam dan mencoba menenangkanku dengan memeluk, dan bukan cuma itu dia justru mengambil kesempatan menciumku kembali. Hari demi hari aku semakin takut berteman dengan nya, perilakunya yang konyol membuatku harus lebih berhati hati. Pernah suatu hari saat sedang mebereskan handuk di dapur, tiba tiba dia datang mengagetkanku. Dia terus menatapku namun segerah ku palingkan wajahku, apa yang terjadi ia malah memelukku dan menciumku kembali, dengan semua usaha kugerakan tangan namun ditahan olehnya.

Kejadian itu membuatku mulai berubah menjadi super diam, dan disepertiga malamku aku berdoa agar Allah memaafkan apa yang telah aku lakukan bersamanya. akupun selalu mendoakan yang terbaik untuknya. Dulu aku tak pernah dekat dengan lelaki, dulu aku tak pernah tersentuh oleh lelaki. Namun sekarang berbalik padaku, aku yang tak ingin mengenal cinta namun sekarang malah aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri. dulu aku tek mengerti cinta itu apa, aku fikir cinta adalah saat seseorang mencium dan memeluk. ternyata semua itu salah. itu hanya cinta semu. dan saat itu aku menemukan sebuah artikel yang membuatku harus bangkit

“Saat langkahku hampir saja mencapai tujuannya,

disaat itu aku harus berhenti,

akibat ada hal yang membuatku kembali merasakan cinta.

Jujur aku merindukanmu tanpa kau tau?

Memendam rasa tanpa kau ketahui lebih sakit dari pada aku harus mengatakannya.

Ingin menyapamu, tapi ada hal yang membuatku tak bisa menyapamu itu lebih sakit dari apapun.

Bolehkah aku meminta sesuatu darimu? Tak sulit, yang kuinginkan kau jangan pernah sedikitpun berpaling dari-Nya, walau tau iman kita selalu diuji, kadang naik kadang turun. Tapi jangan pernah dmsedikitpun untuk menyerah. Hanya itu inginku sebelum ku pergi.”

artikel tadi membuat aku semakin yakin, mungkin itu cara Allah menyuruhku untuk berhenti dari cinta semu ini. akhirnya aku mulai belajar menjauh darinya dengan cara berhenti bekerja. Aku takut jika aku pertahankan disini maksiat itu menjadi lebih berkelanjutan, aku takut Allah marah padaku. Hanya tangisan dalam gelapnya malam yang selalu aku panjatkan.

Kini semenjak aku menjauh ia mengirim pesan “Jujur aku mengagumimu dalam diam. Maaf jika selama ini aku telah membuatmu terluka. aku lakukan karena aku mencintai mu hanya itu yang bisa aku buat. bila masanya Allah meridhoi kita . aku mohon tolong jaga diri kamu baik baik jaga hati kamu baik baik, jangan sampai ada yang menyentuhmu kecuali bapak, kakak, dan aku”

ungkapan dari seseorang yang aku cintai. semakin hari aku merasa lebih tenang karena Allah telah menunjukanku betapa besar kuasa-Nya. Cinta tak seharusnya menindakan hal yang saru, cinta adalah diam. dan cinta dalam diam itu mulia. sekarang aku mulai belajar banyak hal dari pengalaman tersebut dan impianku menjadi santri akhirnya terwujud, impian yang pernah terpendam. Allah adalah dzat yang luar biasa.

Setiap orang pasti memiliki masa lalu, dan kini aku telah berusaha untuk tak mengulangi kesalahan yang dulu. aku lebih tenang ketika mengenal orang orang yang berjuang bersama diatas Ridho Nya. Bersama sahabat di asramah kami belajar menjadi wanita muslimah yang insyaAllah Allah ridho. kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya dan kebahagiaan yang pernah aku rindukan. Berharap Allah akan mengganti semua apa yang pernah kita minta melaluli doa doa disetiap sujud kami dengan yang lebih baik dan lebih indah.

Untuk kalian, jika kalian sedang merasakan manisnya cinta. ingat jangan pernah lupakan cinta-Nya. Mencintai Dia tak akan membuat hati kecewa, namun jika mencintai dia aku yakin suatu saat nanti cinta itu akan punah. pernahkah kalian mendengar sebuah hadist

“ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf makin jauh yusuf darinya, ketika Zulaikha mengejar cinta Allah Allah datangkan Yusuf padanya. ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah akan timpakan keatas kamu perihnya sebuah pengharapan supaya kamu mengetahui bahwa Allah amat mncemburui hati yang berharap selain-Nya maka Allah menghalang kamu dari perkara tersebut agar kamu kembali berhatrap pada-Nya. (Imam Syafi’i)”

Kalian boleh mencintai, tetapi ingat sesuatu datangnya dari Allah, jangan pernah kamu merasa memiliki karena pada hakikatnya semua milik Allah. Jadi jika kita ingin melakukan sesuatu maka harus izin dengan yang punya.

semoga kisah diatas menjadi inspirasi meskipun hanya setetes embun ilmu yang bisa saya bagi, mudah mudahan kita diberikan perlindungan Allah dan diberikan keberkahan ilmu  yang telah kita miliki dan dijauhkan dari maksiat dan sifat sombong. aamiin

mohon maaf apabila ada salah kata penulisan maupun kesamaan nama saya minta maaf sebesar besarnya karena kita sama sama sedang belajar, lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat yang mengatakan.

Title :Inilah Kebaikan Dua Wahyu Dari Allah
Link :Inilah Kebaikan Dua Wahyu Dari Allah

Artikel terkait yang sama:


Artikel Terkait Inilah Kebaikan Dua Wahyu Dari Allah :