Label:
Cara Ampuh Biar Gacor,
Cara melatih mental petarung,
Informasi Rawatan Burung Kicau,
Teknik Biar Gacor,
Tips Saat Mabung
Doa yang Menyelamatkan Ku dari Musibah
Halo sobat, kali ini akan menceritakan sebuah cerita tentang sebuah musibah. Musibah yang merenggut nyawa manusia. Namun meskipun seperti itu, dengan kebaikan dan kebesaran dari Allah SWT maka beberapa orang pun ada yang lolos dari maut tersebut. Berikut kisah tentang musibah tersebut.
Tag : musibah, musibah dalam islam, musibah menurut islam, doa untuk musibah, doa musibah
musibah
Saya mengenal dia sejak berada di bangku SMA dulu. Dia adalah seorang perempuan yang merupakan adik dari teman laki – laki ku di sekolah dulu. Namun, kedekatan kami pun semakin erat karena kami sama – sama menjadi teman kerja di dinas tata ruang, dinas pu kolaka.
Mendengar kabar musibah tentang tenggelamnya kapal KM Marina fiber glass di Perairang Siwa yang berlayar dari Kolaka begitu cepat tersebar keseluruh penjuru Indonesia. Seharusnya kapal KM Marina tersebut sudah tiba dan berlabuh di ditujuan pukul 3 sore WITA. Namun sangat menyedeihkan Qadarullah hampir semua teman ku yang tinggal di Sulawesi memnyebarkan dan memposting berita yang sama. Begitupun aku yang tidak ketinggalan untuk memposting berita tersebut di akun sosial media ku di facebook.
Pada hari itu, tepat di malam rabu itu jelas sekali bahwa aku memposting sebuah berita tentang tenggelamnya kapal KM Marina tersebut. Sekitar setengah jam berlalu setelah aku memposting tautan tersebut, tiba – tiba telpon milik suamiku berdering. Selain itu rekan kerja ku yang lain juga mengabarkan tentang Ayu, nama panggilan yang biasa kami gunakan untuk memanggil namanya. Ayu beserta dengan dua orang keponakannya ikut berlayar bersama dengan kapal tersebut untuk pergi ke Sengkang di Sulawesi Selatan.
Di dalam percakapan telpon tersebut ku mendengar Mina sambil menangis menelpon dan mengabarkan kami tentang musibah tersebut. Mendengar itu semua, kaki ku terasa lemas, dan aku pun kebingungan sambil terkejut. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan pada saat itu. Ia menjelaskan bahwa pada awalnya kapal KM Marina tersebut kemasukan air, karena banyak nya air yang masuk membuat mesin kapal tersebut mati, hilang kontak, dan yang paling menyedihkan nya adalah kapal itu tenggelam. Mendengar semua hal itu akupun menangis memikirkan nasib Ayu dan dua keponakannya yang berada di dalam kapal tersebut.
Musibah datang silih berganti, belum lama ini juga terjadi musibah yang sangat tragis dimana kapal Fery Windu yang sedang dalam perjalanan untuk berlayar menuju Kolaka pun tenggelam di sekitar perairan Bone dan dalam musibah tersebut korban jiwa yang jatuh pun sangat banyak.
Setelah mendengar percakapan di telpon tersebut, aku merasa sangat sedih. Aku tidak bisa membayangkan teman ku teman kerja yang begitu akrab dengan ku berada didalam kapal yang sedang terkena musibah tersebut. Kurasakan malam terasa sangat panjang. Aku tidak bisa tidur, mataku tidak bisa tertutup. Suamiku pun ikut gelisah memikirkan musibah ini. Aku dan suamiku pun berdoa, doa di tahajud sepertiga malamnya.
Ayu sudah sama seperti keluarga sendiri, bahkan bagi kami Ayu sudah seperti adik kandung bagi kami. Di malam itu, kami langsung menghubungi keluarga kami yang tinggal di Kolaka, Siwa, dan juga Sampano namun kami pun tidak mendapatkan hasil apa – apa. Rasanya semuanya sia – sia dan nihil.
Siang ini, di depan gerbang rumah Ayu. Ayu tidak tau apa yang akan aku katakan kepada nya. Ia hanya tersenyum menatapku sambil mengajakku masuk kedalam rumah. Aku selalu berprasangka baik terhadap semua rencana Allah, namun sebagai manusia biasa aku sangat sedih karena sempat kehilangan kontak dengan Ayu dan aku pun tidak mengetahui kondisinya bagaimana. Kabar mengenai bencana tenggelamnya KM Marina tersebut sungguh membuat pikiran ku bercabang kemana – mana.
Memeluk Ayu kembali pada hari ini di siang ini bagaikan mimpi di siang bolong bagiku. Dan mungkin Ayu pun merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan sekarang ini. Bermalam di lautan, di air, seperti mimpi… Itulah kata – kata yang ia katakan kepadaku siang ini.
Aku mendengarkan kisah Ayu tentang musibah di dalam kapal KM Marina yang hampir membuat dia dan kedua keponakannya kehilangan nyawa nya. Hampir 20 jam terapung di lautan. Aku melihat tanggannya yang terluka karena tarikan dari tali tambang pada saat dilakukannya evakuasi.
Hampir 20 jam terapung dilautan bersama dengan dua keponakannya merupakan mimpi buruk yang telah Ayu lewati kermarin. Namun, sayang sekali ia harus terpisah dengan keponakannya yang satu lagi saat mereka melompat kelaut. Keponakannya yang satu lagi terpisah karena terbawa arus dan ombak yang sangat tinggi pada saat itu. Musibah, sungguh tidak ada yang bisa mengetahui kapan musibah itu datang dan pergi.
Setiap kali keponakannya mengatakan kepada Ayu bahwa ia lapar, Ayu selalu mengatakan, “Telan saja dik air liur mu tersebut, berniat dan berikhtiar dan juga berdoalah kepada Allah SWT, semoga itu semua akan membuat mu kenyang dan tidak merasakan kehausan lagi”. Lalu keponakannya yang masih SD pun menjawab pernyataan dari Ayu tersebut katanya, “Tapi tante, kalo nanti kita sudah selamat dan kita sudah sampai di daratan aku boleh makan yang banyak yah tante karena aku sudah melewati 4x waktu makanku karena kira terjebak disini”
Melihat pengertian yang dilakukan doleh keponakannya tersebut membuat hati Ayu terasa teriris – iris. Keponakannya itu selalu menuruti dan mendengar semua instruksi yang diberikan termasuk instruksi pada saat disuru untuk menutup hidung supaya air laut tidak masuk kedalam hidung setiap ombak datang menerjang mereka yang berada disitu.
Keponakannya tersebut tidak terlalu jauh terseret oleh ombak. Ayu akan tetap menarik keponakannya tersebut jika ikatan tangan mereka sampi terlepas karena ombak dan selain itu kaki keponakannya itu pun di kaitkan dengan ikat pinggang Ayu. Untung lah Ayu masih sempat untuk berfikir seperti ini disaat situasi sedang genting. Karena terkadang kepanikan yang melanda kita akan menghilangkan akal – akal sehat yang kita miliki.
Selama hampir 20 jam dalam musibah itu tidak terhitung rasanya kaki mereka digigit oleh ikan – ikan yang ukurannya kecil hingga sedang. Aku tidak bisa membayangkan kondisi mereka ditengah lautan selama hampir 20 jam yang hanya terdiam selalu berharap adanya pertolongan yang datang untuk menghampiri mereka.
Saat malam hujan turun dengan sangat deras, mereka sangat bahagia karena bisa meminum air dari hujan tersebut. Walaupun merasa kedinginan rasa bahagia meminum air tersebut mengalahkan semuanya. Perjuangan mereka sangat luar biasa. Berikhtiar dan berdoa memohon kebaikan kepada Allah adalah kunci utama dari semua yang telah mereka hadapi ini. Ini semua adalah kunci untuk bertahan dari segala ketidak mungkinan yang ada di depan mata. Allah akan memberikan jawaban jika kita memohon kepada nya dengan setulus dan sepenuh hati.
Ayu mengatakan kepada Allah SWT di dalam doa nya pada saat ia terjebak dalam musiba ditengah lautan itu, “Ya Allah, Jika takdir hidupku sampai di sini saja, aku meminta padaMU ya Allah…biarkan mereka menemukanku sementara aku masih berpakaian lengkap dengan hijabku… Ku mohon ya Allah, semoga kau mendengar doa – doa dan juga permohonan ku. Dan biarkan lah keponakan ku selamat”. Itu adalah doa yang diucapkannya di tengah lautan, doa yang membuat hati ku dan membuat hidupku tertampar dan terhennyak.
Link :Inilah Doa Menyelamatkan Diri Dari Musibah